Bila Kau
Bila engkau merasa lelah, janganlah buru-buru menyerah.
Tengoklah ke belakang. Seberapa jauh jalan yang telah
engkau tempuh. Seberapa lama waktu yang sudah engkau
habiskan. Seberaba besar pengorbanan yang telah engkau
ikhlaskan. Ingat-ingatlah kembali, apa yang telah engkau
pikirkan tentang harapan dan tujuan yang engkau
canangkan sewaktu memulai pekerjaan itu. Tinjauan
terhadap niat tujuan dan pencapaian yang sudah engkau
dapat, niscaya akan memulihkan dan membulatkan
lagi engkau punya tekad.
Ketika engkau menemui jalan buntu, berhentilah sejenak
di situ. Tengoklah kiri kananmu. Perhatikan orang-orang
yang berada di sekelilingmu. Kalau nyata banyak orang
berhasil meraih impian, boleh jadi engkau sedang tersesat
jalan. Telitilah kembali hatimu. Apakah ia masih merasa
nyaman atau malah merasa tertekan. Bila jalan itu tak lagi
memberi hatimu kesenangan, buat apa engkau meneruskan?
Ketika engkau merasa harus menyerah, kuatkan hatimu
dengan belajar untuk pasrah. Tenangkan pikiran sejenak.
Lalu mulailah perhitungan. Pertaruhan apa saja yang
sudah engkau lakukan. Pengeluaran apa saja yang telah
engkau sisihkan. Resiko apa saja yang mungkin bisa
menimpa orang-orang yang engkau cinta. Kalau
kerugian itu nyata ada di pundakmu semata, maka
teruslah melangkah. Karena engkau akan ditopang
dan dikuatkan oleh puluhan tangan yang terangkat
dalam doa. Karena pasti, segala jerih payahmu takkan
sia-sia. Sebab manfaat yang akan engkau berikan
jauh melebihi perkiraanmu semula.
Bila kau merasa kehilangan pegangan, tak tahu arah
atau terserang rasa bimbang, janganlah merasa
diri paling malang. Sebab banyak orang di luar
sana mengalami hal yang serupa. Kau bukanlah
satu-satunya orang yang pernah digoyahkan oleh
keraguan. Bersikaplah diam. Alihkan perhatian
dan jangan berbuat apa-apa untuk sementara.
Biarkan waktu berlalu sementara hatimu mengambil
jeda. Sebab memang ada hal-hal tertentu dalam
hidup ini yang akan jelas dengan sendirinya
seiring berlalunya waktu.
Ketika engkau benar-benar putus asa, dibelakangi
dunia, terkucil dan terbuang dari sesama, itu tandanya
engkau semakin dekat dengan penguasa semesta.
Sebab Tuhan adalah Zat yang Maha Pencemburu.
Ketika luapan cinta-Nya sudah tak terbendung,
Ia akan mengambil segalanya dari hati dan hidupmu,
sehingga engkau tak punya pilihan lain kecuali
berbalik dan pulang ke pangkuan kasih sayang-Nya
yang siang malam terus merindumu.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H