Mohon tunggu...
Abdurrazzaq Zanky
Abdurrazzaq Zanky Mohon Tunggu... Petani - petani.

Senang membaca segala jenis buku, nulis diary, mengamati lingkungan alam dan sosial, menertawakan diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Solilokui Hujan

20 November 2024   18:13 Diperbarui: 20 November 2024   18:15 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Solilokui Hujan

kau rasakan hujan yang biasa ricik perlahan

merindui sawah ladang

rumpun bambu, barisan teratai merah

di tepi telaga, kuncup kembang sepatu

yang dulu kau kalungkan ke leher gadis itu-

tiba-tiba begitu gencar riciknya malam ini

menusuki atap rumahmu

seperti ribuan peniti mencari celah

antara lipatan pori kulit tubuhmu:

jarum waktu makin sengit mengincar urat lehermu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun