Mohon tunggu...
Razakisme Egaliter
Razakisme Egaliter Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

LIFE ON THE BOOK. ( @abdurrazak34 )

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lawan Pasar Bebas Menuju Negara Agraria Sejati

20 Oktober 2014   20:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:21 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

SELAMAT HARI TANI NASIONAL
dlam momentum hari tani nasional YANG JATUH PADA TGL 24 SEPTEMBER harus dijadikan sebagai reflekasi dan seluruh elemen masyarakat harus bersatu dalam membangun suatu gerakan yang lebih massif demi terwujudnya kesejahteraan yang kita cita-citakan di bumi pertiwi ini..

banyak sekali persoalan-persoalan yang terus menghantui kaum tani di indonesia.UU pengadaan modal tahun 2012 adalah wujud dari perselingkuhan antara pemerintah dengan kaum pemodal untuk merampas tanah rakyat.ini adalah bentuk kekejaman yang dilakukan oleh kaum elite politik borjuasi untuk melanggengkan sistem kapitalisme di indonesia sehingga rakyat pribumi harus kehilangan hak atas tanah.

sepanjang pemerintahan SBY setidaknya tercatat 987 kasus konflik agraria dengan luas lahan konflik 3.680.974,58 ha.pada tahun 2013 konflik agraria (tanah) menewaskan 21 orang,30 tertembak dan 130 orang di aniyaya..ini adalah bukti ketertundukan pemerintah kepada kaum pemodal.

apalagi sebentar lagi indonesia akan terlibat dalam MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) 2015 ,Dimana akan terjadi liberalisasi besar-besaran di sektor tenaga kerja,jasa dan perdagangan.hal ini di perkuat dengan adanya MP3EI di indonesia yang memberikan jalan terang bagi para kaum pemodal untuk berinvestasi di segala sektor termasuk di sektor pertanian/agraria.sehingga cepat atau lambat lahan akan di kuasai oleh kaum pemodal karena di satu sisi pemerintah mencabut segala bentuk subsidi di sektor publik salah satunya adalah pencabutan subsisi di sektor pertanian,dimana harga obat2an semakin mahal,pupuk mhal dan langka,bibit semakin mahal sementara harga komoditi pertanian selalu rendah sehingga mau tidak mau para petani tidak percaya lagi terhadap pertaninan,akibatnya para petani akan menjual lahannya..ini adalah skenario yang di buat oleh pemerintah/elite politik borjuasi bersama kaum pemodal.

indonesia dikenal sebagi negara agraria tetapi sampai hari ini kita masih meng-impot beras dan bahan pangan lainnya dari negara luar,GARAM pun masih kita impor padahal coba lihat dan tengok betapa luasnya lautan kita...sungguh ironis memang di bumi pertiwi ini.

Di NTB yang katanya surplus beras,jagung,sapi dll tetapi berbanding terbalil dengan kondisi petani hari ini...kesejahteraan petani di ntb masih jauh dari hidup layak..kita cek dari NILAI TUKAR PETANI (NTP) Yang masih di bawah 100% di tahun 2014..itu artinya nilai harga barang komoditi pertanian sangat rendah di bandingkan dengan biaya yg di keluarkan oleh petani di8 ntb...
di NTB 60 lebih perusahaan menguasai lahan = 566.797-1.200.000 Ha dari luas NTB 20.153,15 kilometer persegi ..orang ntb 1 org rata2 menguasai lahan 30 are.....
kasus konflik agraria juga terjadi di NTB ..terakhir kasus di sektor pertambangan di lombok timur kec.pringgabya...kasus di lombok utara,di bima dan di lombok tengah..kasus2 seperti ini tidak pernah di tanggapi serius oleh pemerintah NTB...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun