Teknologi informasi memungkingkan layanan kesehatan untuk berkembang secara pesat sehingga menjadi elemen penting dalam mempercepat proses bisnis, meningkatkan efisiensi, dan membuka peluang kolaborasi lintas keilmuan. Digitalisasi sistem informasi kesehatan juga menciptakan peluang inovasi yang mendukung pengelolaan data pasien hingga ke tingkat analitik.Â
Dengan integrasi yang semakin maju, sistem ini tak hanya meningkatkan konektivitas, tetapi juga mendorong terciptanya pelayanan yang lebih responsif dan berorientasi kepada pasien.
Program studi Magister Administrasi Rumah Sakit (MARS) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Jum'at (8/11) berkesempatan untuk melakukan program Field Site Teaching (FST) mengenai Digitalisasi Rumah Sakit (RS) di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Pada kegiatan tersebut dihadiri secara daring oleh 79 mahasiswa dari berbagai latar belakang manajerial RS dan profesi kesehatan.
Manajer Sistem Informasi Manajemen RS (SIMRS) RS PKU Muhammadiyah Gampang, Oki Wahyu Nugroho mengatakan "Di era digital ini, sistem informasi bukan hanya alat pendukung, tetapi sudah menjadi pilar utama dalam meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit. Di RS PKU Muhammadiyah Gamping, kami terus mengembangkan teknologi berbasis data real-time yang memungkinkan efisiensi operasional sekaligus meningkatkan kepuasan pelayanan pasien. Sistem seperti Electronic Health Record (EHR) mempermudah akses informasi medis, sehingga tenaga medis dapat mengambil keputusan yang lebih cepat dan tepat."
Transformasi Digital Rumah Sakit
Dalam transformasi digital rumah sakit, peran pengelolaan sistem informasi kesehatan akan menimbulkan perubahan signifikan, terlihat pada pengintegrasian data secara real-time dan adopsi kemampuan analitik berbasis kecerdasan buatan. Teknologi seperti machine learning kini mulai diimplementasikan untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen yang lebih akurat dan berbasis bukti. Transformasi ini mengubah cara RS PKU Muhammadiyah Gamping menangani data, dari sekadar arsip menjadi sumber daya strategis.
Meski terlihat menjajikan, pengembangan sistem informasi kesehatan memiliki tantangan yang harus dihadapi. Keamanan data pasien dan adaptasi teknologi oleh pekerja kesehatan dalam RS menjadi isu utama. Adanya isu kebocoran data yang muncul di berbagai media bisa jadi perhatian penting bagi penyedia fasilitas kesehatan sehingga terdapat penguatan pelatihan internal dan kesadaran terhadap perlindungan data pasien.Â
Namun, di sisi lain, peluang besar muncul dari potensi peningkatan efisiensi operasional, analitik prediktif, serta layanan yang lebih personal. Hal ini menjadi motivasi bagi institusi kesehatan untuk terus berinovasi dalam mengatasi kendala yang ada.
Penerapan EHR dan telemedicine