Banyak dari kita yang mempertanyakan tentang "emang observasi karakter itu penting? Emang tidak bisa ya akting sesuai branding atau personal kita?" Penting dong! Bahkan, sekelas Reza Rahadian saja masih melakukan hal ini. Siapa sih yang gak kenal dengan Reza Rahadian? Seorang aktor, model, penyanyi, dan sutradara Indonesia. Reza Rahadian Matulessy lahir pada tanggal 5 Maret 1987 di Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Ia juga pernah menjadi Ketua Festival Film Indonesia pada periode 2021 sampai dengan 2023.
Saat Reza Rahadian diundang ke Talkpod, Reza ditanya oleh host Talkpod yaitu Surya Insomnia, Indra Jegel, Eca, dan Halda. Pada saat itu Indra bertanya tentang riset pada akting.
"Bang, untuk menjadi seorang aktor, kita tau ada beberapa orang butuh riset untuk masuk kedalam karakter, yang kita lihat Reza Rahadian kayaknya effort gitu, sebenarnya ada metode khusus ga bang yang abang jalanin deh menjadi seorang aktor?" tanya Indra Jegel di channel youtube Talkpod.
Reza Rahadian menjelaskan tentang metode ia saat menjalankan karakter, bahan utama dalam mengobservasi karakter adalah skenario, dengan adanya skenario membuat kita dapat mencari informasi tentang karakter yang akan kita peranin.
Setelah skenario, kita dapat mengobservasi karakter dari berbagai macam hal. Contohnya, ketika kita berperan sebagai dokter, kita harus mengetahui karakter ini berprofesi sebagai dokter apa, latar belakangnya bagaimana, kemudian apakah dokter disetiap adengan harus menggunakan stetoskop? Meskipun terkadang aktor salah melakukan adegan tersebut.
 "Sebenarnya tidak ada riset khusus atau gimana yang penting ngobrol aja, sesederhana ajak dokter ngobrol, biasanya yang dilakukan pertama kalau periska pasien itu seperti apa? Step yang salah biasanya di film tuh apa?" ucap Reza Rahadian dalam interview di Talkpod.
Sehingga, Reza Rahadian lebih suka mencari hal kontradiktif yang biasa ada di film dengan adegan yang kurang benar atau template. Setelah kita mengobservasi karakter, kita harus yakin dengan karakter yang kita mainkan. Karena bagi Reza seni peran itu seni meyakinkan. Oleh sebab itu, saat kita memeranin suatu karakter harus believable.
Namun, siapa sangka seorang aktor senior yang terkenal ini juga pernah kesusahan ketika mendalami peran. Reza Rahadian kesulitan mendalami peran Cokroaminoto, hal ini dikarenakan tidak ada dokumenter, kemudian tidak ada rekam visualnya. Tetapi, Reza mengobservasi lewat naskah akademik, artikel, dan Buku Bung Karno. Reza mendapat informasi detail pada saat membaca buku Bung Karno yang ditulis oleh Cindy Adams, dalam buku ini memiliki informasi tentang bagaimana kacamata Bung Karni terhadap  Cokroaminoto sebagai guru Bung Karno.
Buku Bung Karno membuat Reza paham akan karakter Cokroaminoto sebagai orator yang ulung, kemudian Reza mengembangkan perannya dengan daya imaji.