Dunia internasional dihebohkan dengan dua insiden luar biasa bagi dunia Islam. Pada awal oktober 2020, Presiden Prancis, Emmanuel Macron memberikan pernyataan yang dianggap menghina Islam dan tokoh tauladan bagi Islam, Nabi Muhammad SAW.
Saat itu Macron menyampaikan pernyataan tentang ancaman kelompok radikal muslim yang ingin mengubah haluan nilai-nilai yang ada di Prancis, yakni terkait liberalisme dan sekulerisme. Ia mengatakan, "Ada kelompok radikal Islam, sebuah organisasi yang mempunyai metode untuk menentang hukum Republik dan menciptakan masyarakat secara paralel untuk membangun nilai-nilai yang lain".
Selanjutnya, insiden luar biasa yang kedua adalah aksi seorang pemuda pendatang asal Chechnya, Abdoullakh Abouyezidovitch (18). Pada Jumat, 16 Oktober 2020, seorang diguru  sejarah bernama Samuel Paty di Prancis dipenggal kepalanya oleh pemuda tersebut dengan alasan bahwa sosok Nabi Muhammad SAW. telah dihinakan dengan cara digambar karikatur oleh Paty.
Dua kejadian yang memicu kritik publik, bahkan internasional, karena telah membuat kaum muslim geram atas dua perilaku tidak terpuji, pertama, Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menghina Islam, bahkan pada akhir Oktober 2020, ia menyebutkan tambahan bahwa Islam sedang mengalami krisis. Kedua, aksi seorang guru sejarah bernama Samuel Paty menggambarkan sosok Nabi Muhammad SAW. dengan karikatur, tentu hal ini tidak dibenarkan dalam tradisi Islam yang sangat memuliakan Nabi Muhammad SAW sebagai makhluk paling mulia di sisi Allah Swt.
Kisah Kisra II Raja Persia
Pada 590-628 M, dikenal dengan penguasa Persia, Raja Kisra II atau Khosraw II yang memerintah Dinasti Sassania. Ia merupakan raja yang sangat diktator dan otoriter sehingga masyarakatnya memberikan julukan Parvez, "Yang selalu berjaya". Salah satu bukti keotoriterannya adalah ia mengaku sebagai Tuhan dan harus disembah oleh rakyatnya.Â
Pada masa awal kerasulan Muhammad SAW. beliau mendakwahkan Islam kepada para raja, termasuk Raja Kisra II. Cara yang digunakan Rasulullah dalam berdakwah secara diplomatik negara, yakni menggunakan surat resmi, bahkan untuk mempertegas surat tersebut dari Rasulullah, beliau memberikan stempel dari perak yang bertuliskan: "Muhammad Rasul Allah." Tulisan pada stempel dipisah menjadi tiga baris dengan urutan baris pertama bertuliskan Muhammad, baris kedua Rasul, dan baris ketiga Allah.
Dalam kitab Shirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyurrahman al Mubarakfuri yang menukil dari fathul Bari karya Imam Ibnu Hajar al Asqalani, diriwayatkan bahwa Rasulullah mengirimkan surat kepada Raja Kisra II melalui utusan Abdullah ibn Hudzafah as-Sahmi.
Berikut isi surat Rasulullah kepada Kisra II,
" ".
Artinya, "Dengan nama Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad utusan Allah kepada Kisra penguasa Persia. Salam sejahtera bagi orang yang mengikuti petunjuk, beriman kepada Allah dan utusanNya, dan bersaksi tiada ilah selain Allah yang Esa, tiada sekutu bagiNya, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya. Aku ajak kamu dengan seruan Allah, karena sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada seluruh manusia, untuk memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup dan supaya pastilah (ketetapan azab) terhadap orang-orang kafir. Masuk Islamlah, niscaya kamu selamat. Jika kamu enggan, kamu akan memikul dosa orang Majusi."
Dalam perjalanan sampainya risalah tersebut, Raja Kisra II langsung merobek-robek surat tersebut dan memaki Rasulullah SAW. "Seorang hamba yang hina dari rakyatku berani menulis sebelum namaku." Menanggapi hal ini, Rasulullah lantas mengucapkan, "Semoga Allah mengoyak-oyak kerajannya."
Relevansi Sikap Mental Kisra II dan Emmanuel Macron