Mohon tunggu...
Abdurrahman
Abdurrahman Mohon Tunggu... Konsultan - Peneliti Madya di SegiPan (Serikat Garda Intelektual Pemuda Analisis Nasionalisme)

Tertarik dengan kajian kebijakan publik dan tata pemerintahan serta suka minum kopi sambil mengamati dengan mencoba membaca yang tidak terlihat dari kejadian-kejadian politik Indonesia. Sruput... Kopi ne...!?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Esensi Emosi dalam Pemenangan Pemilu

30 Mei 2024   00:59 Diperbarui: 30 Mei 2024   02:42 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTn-Jz3D9GaLUadSmvJzhyBR-KVXFVb6SvLgGXdbWY5gHS4D8-XrIY1h9I&s=10 

(Resensi Buku Bunga Rampai Drew Westen)

Dalam buku "The Political Brain: The Role of Emotion in Deciding the Fate of the Nation," Drew Westen menyoroti berbagai poin penting tentang peran emosi dalam politik. Berikut adalah poin-poin utama yang terkait dengan emosi yang dibahas dalam buku ini:

1. Peran Dominan Emosi dalam Keputusan Politik

Westen berargumen bahwa emosi sering kali mendominasi proses pengambilan keputusan politik, mengalahkan logika dan penalaran. Pemilih cenderung merespons secara emosional terhadap kandidat dan isu, dan keputusan mereka sering kali didasarkan pada perasaan daripada fakta.

2. Signifikansi Narasi Emosional

Narasi yang kuat dan emosional memiliki kekuatan besar dalam mempengaruhi pemilih. Cerita yang menyentuh hati dapat menggerakkan pemilih lebih efektif daripada argumen berbasis data. Kampanye yang sukses sering kali menggunakan narasi yang dapat menghubungkan pemilih dengan kandidat secara emosional.

3. Otentisitas dan Kepercayaan

Kandidat yang dianggap otentik dan tulus lebih mungkin mendapatkan dukungan pemilih. Pemilih lebih percaya pada kandidat yang menunjukkan emosi yang sejati dan yang dapat mereka percaya. Ketulusan dan kejujuran adalah kunci dalam membangun hubungan emosional dengan pemilih.

4. Kekuatan Pesan Emosional

Pesan kampanye yang emosional dapat memicu respons yang kuat dari pemilih. Misalnya, iklan kampanye yang dirancang untuk menimbulkan rasa takut atau harapan dapat sangat efektif. Pesan-pesan ini memanfaatkan emosi dasar manusia untuk mempengaruhi opini dan perilaku pemilih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun