Misalnya, seseorang memakan barang buruk yang diawetkan dengan formalin atau pengawet agar tetap bagus dan berkelas itu barang, tapi kemudian hari pemakannya kena kanker misalnya atau penyakit lain, sebab dibohongi dan tertipu oleh iklan makanan. Masyarakat yang kena penyakit kanker itu dibilangin buang kankernya agar tidak sakit. Kalau kita paham, harusnya penyebab penyakit itu dibuang.
Kesimpulan, menurut saya apapun itu baik asalkan dilandasi keilmuan dan kejujuran serta sadar diri. Maksudnya, metode suksesi harus runut dan benar tidak diambil sepotong saja. Jujur itu suatu manipulasi kebenaran kata seorang filsuf, jika kebohongan dan penipuan tidak ingin terjadi berlakulah benar sejak alam pikiran.
Sadar diri itu juga susah jika bicara sahwat politik, tapi masyarakat harus di edukasi tentang kualitas kepemimpinan produk partai, sebab dalam UUD, partai sebagai peserta Pemilu dan yang boleh mengusulkan kepemimpinan, independen boleh tingkat lokal (identitas/sektoral).
Artinya, jangan beli barang yang dicomot partai atau bukan produk partai. Sebab banyak partai gak punya produk tapi asal comot, ada juga produk buruk beli partai sebagai kendaraan saja. Saya tidak akan mengatakan permasalahan ini muasalnya dari partai yang tidak punya kemampuan memproduksi kader atau dari kandidat yang buruk membeli partai sebagai kendaraan, seperti banyak pemilu eksekutif yang diistilahkan pembajakan partai penyebab konflik berlatar identitas dan sektoral ini. Semua harus introspeksi dan menata diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H