Berikut ini adalah beberapa rekomendasi untuk Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) dalam mengelola masjid:Â
Terima dan sambut dengan baik keinginan jamaah serta ide-ide kreatif yang dapat dikembangkan. Berikan ruang untuk pendapat melalui dialog informal, saran melalui media sosial, dan sebagainya.
Pilih tugas-tugas yang dapat dikerjakan dan manfaatkan sepenuhnya fasilitas yang telah tersedia. Libatkan sebanyak mungkin jamaah dalam memajukan masjid, baik sebagai pengurus, panitia kegiatan, berkontribusi dalam pemikiran, fasilitas yang dimiliki, sumbangan dana, pengetahuan, dan pengalaman.
Bentuk struktur yang dibutuhkan dan jelaskan tanggung jawabnya, kemudian tempatkan orang-orang yang bersedia, cocok, dan mampu untuk menjadi pengurus. Pengurus masjid haruslah orang yang baik (shaleh), karena mereka harus menjadi contoh teladan dalam melaksanakan shalat berjamaah, menghadiri majelis ilmu, menunjukkan akhlak yang baik, dan sebagainya.
Berikan pembekalan kepada pengurus mengenai tugas dan tanggung jawab menjadi pengurus masjid. Upayakan kesamaan persepsi dan langkah-langkah kerja agar dapat bekerja sama secara efektif. Pembekalan dapat dilakukan melalui pembacaan buku bersama mengenai manajemen masjid, menonton video ceramah manajemen masjid (tersedia di YouTube), mengikuti kajian manajemen masjid, serta melalui rapat atau pelatihan bersama pengurus masjid lainnya.
Meskipun orang tua kita telah mengurus masjid dengan baik di masa lalu, saat ini banyak perubahan yang terjadi, baik secara positif maupun negatif. Oleh karena itu, diperlukan terobosan baru dan ide-ide kreatif untuk meningkatkan pengelolaan masjid.
Diskusikan masalah yang ada di masjid dengan serius, sopan, dan suasana yang rileks. Hindari tegangan dan kurangi canda yang tidak perlu, terutama yang dapat merusak reputasi kita.
Menjadi pengurus masjid berarti menjadi pelayan, bukan penguasa. Layani semua jamaah dengan baik agar mereka dapat beraktivitas di masjid dengan aman dan nyaman. Berikan pelayanan yang inklusif, termasuk kepada anak-anak, lansia, dan mereka dengan kebutuhan khusus seperti tunanetra atau pengguna kursi roda. Pertimbangkan pula layanan antar jemput bagi mereka yang membutuhkannya.
Pastikan jamaah mendapatkan ilmu yang dibutuhkan. Selenggarakan pengajian dengan beragam kelas yang dapat dipilih sesuai kebutuhan. Sediakan kelas pembelajaran mengenai tata cara berwudhu dan shalat, fiqih keluarga mulai dari pernikahan hingga perceraian, ilmu waris, manajemen keuangan, dan topik lainnya yang relevan.
Manfaatkan dana masjid secara optimal untuk membiayai kegiatan, perawatan, dan perbaikan sarana prasarana, pembelian barang yang penting dan diperlukan, serta memberikan penghormatan kepada petugas masjid melalui pemberian honorarium. Penting untuk menjaga transparansi dalam administrasi keuangan masjid dengan menyimpan bukti dan catatan pemasukan serta pengeluaran. Jamaah akan lebih bersedia memberikan infak jika mereka melihat bahwa dana masjid dimanfaatkan dengan baik. Namun, perlu diingat bahwa meskipun masjid perlu memiliki dana yang cukup, penting juga untuk menjaga keseimbangan keuangan yang sehat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H