Mohon tunggu...
Abdur Rohman
Abdur Rohman Mohon Tunggu... Lainnya - Sak Madyo

Alumni Sosiologi UNS, Aktif di Kemenkumham RI (Bapas Kelas I Surakarta), Aktif di Rumah Seduh @tomboku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gema Al Qur'an di Pulau Dewata

31 Mei 2017   10:47 Diperbarui: 31 Mei 2017   10:58 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumah Tahfizh Wahdatul Kautsar menyelip di antara Pura dan permukiman umat Hindu di Jalan Pulau Nusa Penida No.54, Sanglah, Denpasar, Bali. Hanya tiga rumah yang tercatat sebagai muslim di permukiman ini, selebihnya adalah umat Hindu sebagai warga asli Pulau Dewata.

Rumah Tahfizh Wahdatul Kautsar dengan suara lirihnya tetap mendaras Alquran. Bahkan, mereka tak mau pakai pengeras suara agar tak mengganggu tetangga. Pengurus Rumah Tahfizh Wahdatul Kautsar yang biasa disapa Haji Surya, selalu berusaha menjaga hubungan baik dengan siapapun, terutama para tetangga. 

Meski beda keyakinan, hubungan dengan tetangga selalu baik, tenteram, dan damai. Bahkan, saat hari raya kurban, Rumah Tahfizh Wahdatul Kautsar tak pernah menyembelih sapi. Ini sebagai wujud menghargai dan menghormati para tetangga yang tak makan sapi.

''Kita kalau hari raya kurban atau kalau kepingin makan daging, lebih memilih menyembelih kambing agar dagingnya bisa dibagi ke tetangga,” ucap Surya.

Laku yang ditempuh Rumah Tahfizh Wahdatul Kautsar ini mampu menampakkan wajah Islam yang Rahmatan Lilalamin. Menunjukkan bahwa Islam is softness, not hardship. Islam adalah rahmat bagi apa saja dan siapa saja. Pun termasuk rahmat bagi yang keyakinannya berbeda dengan Islam, seperti di Pulau Dewata.

Melalui Rumah Tahfizh Wahdatul Kautsar, Islam tergambarkan sebagai agama yang santun dan mampu menunjukkan bahwa dalam kondisi apapun, di mana pun, Islam tetap bisa memancarkan cipratan rahmat ke siapa saja dan apa saja. Bahkan, meski dikepung pergaulan bebas di Pulau Dewata, Rumah Tahfizh Wahdatul Kautsar tetap fokus mendaras Alquran dan mencetak generasi Qur'ani di Pulau Bali.

Rumah Tahfizh Wahdatul Kautsar seolah jadi oase bagi muslim di Denpasar. Menjadi tempat berkumpul, bertemu, beribadah, dan menghafalkan Alqur'an. Terlebih pada ramadan kali ini, rumah tahfizh ini menjadi salah satu meeting point bagi muslim Denpasar untuk berkumpul dan beribadah.

Alhamdulillah, muslim Denpasar khususnya keluarga besar Rumah Tahfizh Wahdatul Kautsar sangat senang dengan kedatangan tim Rumah Tahfizh Center (RTC) yang membawa buah tangan berupa mushaf Alquran hafalan. Hati para santri langsung mekar ketika menerima Alquran hafalan tersebut.

InsyaAllah, dengan distribusi Alquran ini, seluruh santri Rumah Tahfizh Wahdatul Kautsar akan lebih bersemangat mendaras, menghafal, mentadaburi, dan mengamalkan Alquran. Dengan begitu, gema Qur’an akan menggema di Pulau Dewata.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun