Mohon tunggu...
Abdu Rozaqi
Abdu Rozaqi Mohon Tunggu... - -

Stay Foolish, Stay Hungry

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dibalik Program Rahasia Wikileaks

13 September 2015   08:50 Diperbarui: 13 September 2015   09:29 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Jangan dibaca jika Anda mengidap penyakit apatis dan skeptis- bacaan intelijen yang khusus untuk mereka yang ingin tahu)

Anda mungkin tidak tahu program sebenarnya yang dijalankan Wikileaks? Apakah wikileaks sebagai Pengusung kebebasan? Bukan. Penggagas keterbukaan informasi? Bukan. Pengusung kebenaran dan kebebasan berekspresi tanpa batasan, ya, sebenarnya juga bukan. Namun jika Anda masih tidak percaya? Lihat dulu, dari mana referensi yang anda dapatkan mengenai wikileaks? Sumber berita lokal mana yang menayangkan tulisan mengenai wikileaks? Dan darimana sumber-sumber lokal mencari berita-berita internasional berbau kontroversial dan sensitif. Faktanya, tidak semua berita itu benar dan berita akan menjadi banyak dibicarakan tergantung dari sumber pengusung berita tersebut, bukan dari berapa banyak hal yang kita ketahui mengenai validitas pemberitaan itu. Umumnya berita-berita internasional datang dari alur utama The New York Times, serta berita-berita arus utama lainnya yang biasanya berbasis di Amerika. CIA juga telah berhasil menjadikan sekutu-sekutu di Timur Tengah mereka sebagai kawan dalam berita. Dengan cara tersebut, Amerika bisa duduk tenang dan melihat bagaimana pemberitaan global diatur dan dibawakan sesuai aturan permainan Barat. 

kantor berita lokal indonesia (tanpa menyebut nama spesifik/secara keseluruhan) sudah jelas masih kalah pamor dan kalah nama dibandingkan kantor berita luar negeri, mengapa? jawabannya sederhana, karena pangsa pasar berita berbahasa inggris sangatlah luas dan mendunia, dan semakin hari penduduk bumi mampu berbahasa inggris dengan baik sejak trend bahasa inggris diterapkan sebagai bahasa global. Selain itu ada kecenderungan masyarakat global yang condong mempercayai segala sesuatu yang ditulis kantor-kantor berita mainstream tersebut, entah sumber yang didapatkan legal atau ilegal, atau bahkan banyak kasus manipulatif. 

Kembali ke masalah Wikileaks, jika Anda merasa Anda sudah tahu tentang situs itu, Anda salah. Ada sebuah hubungan yang besar disini yang saling berkaitan antara banyak hal (mungkin tidak bisa disebutkan disini). Yang jelas kebanyakan alur informasi lokal didapatkan dari alur pemberitaan internasional yang mainstream yang mana kantor-kantor berita itu telah didoktrin oleh pemilik media untuk "membatasi pergerakan" informasi mereka, bahkan kalau perlu (biasanya ini digunakan ketika terjadi perang di sebuah negara sebagai alat propaganda) berita dipelintir dan direkayasa sebaik dan sebagus mungkin demi meraih dukungan sekutu. Inilah yang terjadi di Ukraina yang tengah berkecamuk konflik dengan Rusia, dimana berita-berita barat sering menghiasi layar kaca Ukraina (tentunya ditayangkan melalui kantor berita lokal ukraina dan berbahasa Ukraina). Dengan itulah maka Amerika dapat tetap menjadikan Ukraina sekutu mereka dan menunjukkan kepada sekutu-sekutu Amerika bahwa seluruh kesalahan ada pada Rusia. Dan walau pada faktanya Rusia juga berbuat seperti itu.

Wikileaks sebenarnya adalah sebuah fantasi belaka, ia tidak bisa dijadikan pegangan bagi para aktivis kebenaran dan kebebasan informasi, apalagi bagi para penggiat HAM. Bukan apa-apa, melainkan sebenarnya apa yang Wikileaks inginkan jauh lebih besar dari itu semua, jauh lebih besar dari hanya sekedar memberikan berita secara transparan dan membeberkan semua rahasia. 

Anda boleh mengatakan bahwa Jullian assange (Pendiri wikileaks) adalah orang yang keren, anda boleh mengatakan bahwa Julian adalah orang yang tepat memimpin Wikileaks karena ia adalah seorang hacker handal, anda boleh memuji Jullian sebagai sosok orang yang paling demokratis atau pengusung kebenaran informasi, namun sayang seribu sayang semua itu tidak ada hubungannya dengan visi dan misi wikileaks sebenarnya. 
Intelijen (khususnya intelijen barat) memiliki pola, dan dengan pola-pola itu, kita tahu bahwa negara itu sedang melakukan apa. Pola-pola intelijen ini tidak bisa anda cermati hanya satu malam saja seperti layaknya anda nonton sebuah program televisi, butuh setiap hari anda luangkan waktu anda untuk menelaah, mana berita yang berhasil dipelintir agensi mana berita yang baik, serta mana berita yang tidak jelas asal-usulnya. 
Saya pernah sesekali mencoba masuk ke situs Wikileaks dan mengetik kata "Bali Bomb Case" (kasus bom bali- yang saya tahu jelas merupakan ulah nakal Amerika), alih-alih kita (bagi kalangan pengamat) mendapati sesuatu mengenai Amerika atau keterlibatan Australia didalamnya, kita malah dijejeli dengan munculnya link berita yang tidak perlu di mesin pencari artikel wikileaks berjudul; "BALI BOMB SUSPECT EXTRADITED TO INDONESIA" yang jelas-jelas Saya sebut sebagai berita sampah yang tidak perlu. Berita yang harus nya dengan mudah muncul dalam berita-berita arus utama ini anehnya muncul dalam urutan pertama pencarian artikel wikileaks. 

Mengapa wikileaks menempatkan berita-berita sampah ke dalam urutan-urutan teratas, atau bahkan hampir semuanya adalah dokumen bocoran sampah (artinya rahasia yang sebenarnya sudah diketahui banyak orang)? Karena wikileaks ingin menghindari sebuah fakta yang ditutupi, sebuah kepentingan besar dari kelompok yang saya sebut Secret Society (istilah yang Saya gunakan secara umum tanpa menyebut suatu nama atau agensi) yang membunuh sekitar 2.700 orang dalam tragedi 9/11, membunuh 202 orang dalam kasus serangan bom bali 2002 silam di Indonesia, serta kasus-kasus yang disembunyikan lain hingga saat ini. 

Wikileaks sepertinya dengan cermat harus memilah-milah mana "rahasia yang layak diberitakan" dan mana "rahasia yang tetap dirahasiakan", memang seperti itulah cara wikileaks bekerja, dan mereka mendapatkan dokumen-dokumen militer AS (yang katanya rahasia itu) dari CIA, yang juga bekerjasama dengan Departemen Pertahanan dan Departemen Luar Negeri. Ada keterkaitan diantara mereka yang memasok dokumen-dokumen tersebut ke wikileaks untuk dibocorkan, dan wikileaks hanya perlu mengatakan kepada publik bahwa mereka "berhasil mendapatkan" dokumen-dokumen rahasia militer AS. Mengatakan dengan bangganya bahwa dengan itu mereka berada digaris depan menjadi penggagas demokrasi dan kebenaran informasi dalam melawan pemerintahan Amerika. Padahal saat ini mereka tengah bekerjasama dengan Amerika, bukannya menghancurkan pemerintahan Amerika.
Mereka sampai sekarang tidak punya niat untuk membocorkan secara blak-blakan kepada publik (itu bisa jadi bunuh diri), sama halnya di Indonesia atas kasus pelanggaran kekerasan HAM yang tidak mungkin akan diungkapkan dari orang-orang yang terlibat. Intinya, wikileaks hanya memberitakan rahasia yang ingin orang lihat, dan menutup rapat-rapat atau menyembunyikan rahasia yang tidak ingin orang tahu. Dengan itu mereka menjadi sebuah konsep baru dibalik topeng penggagas informasi global.

Lagipula banyak orang yang sudah melupakan bom bali, tsunami, dan hal-hal lain dan move-on dari hal-hal itu. 
Setelah Saya tahu itu semua, entah mengapa pemikiran ini menjadi rumit dan Saya sendiri bertanya pada diri saya sendiri. Entah sampai berapa lama lagi kebohongan akan disimpan rapat-rapat dan orang dibutakan oleh konsep pergerakan baru penggagas kebenaran dan keterbukaan informasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun