Mohon tunggu...
Abdu Rozaqi
Abdu Rozaqi Mohon Tunggu... - -

Stay Foolish, Stay Hungry

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cinta Dalam Realita Kehidupan

3 Oktober 2015   08:34 Diperbarui: 3 Oktober 2015   09:06 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah nonton film Titanic? Film yang dibintangi oleh Leonardo di Caprio dan diproduksi pada 1998 itu merupakan film drama-romantis terbaik sepanjang sejarah yang pernah dibuat. Film itu juga berisi rekaman sejarah mengenai peristiwa naas tenggelamnya Kapal Titanic yang terjadi pada 1912. Disini saya akan membahas mengenai suatu hubungan terkait antara wanita, cinta, romantisme, serta refleksi cinta yang berhubungan dengan fantasi-imajinasi seorang wanita. 

Sebelum menelusuri lebih dalam mengenai permasalahan cinta, ada pertanyaan menarik yang terbesit dibenak saya. Pertama, mengapa orang (terutama wanita) yang menonton film Titanic merasa hati mereka tergugah dan dengan sifat feminisme mereka, merasa bahwa film tersebut merefleksikan perasaan cinta mereka yang sesungguhnya. Apa anda pernah mengalami era dimana wanita-wanita dunia tergila-gila dengan para aktor tampan dalam serial film Twilight? Pernah anda penasaran mengapa wanita sangat suka film Twilight? Tampan? Ya, karena ketampanan, aktor tampan memang menjadi salah satu alasan mengapa wanita tergila-gila dengan film Twilight. Bagaimana seorang pria berubah menjadi vampire, dan si Bella bukannya malah takut tetapi malah ingin "mencoba" mencicipi "rasa" dari vampire tersebut. Jika anda mengira bahwa lelaki mengambil kesempatan untuk mencicipi wanita, maka ada asumsi terbalik bahwa wanita juga begitu, sama-sama mengambil kesempatan serupa untuk mencicipi "rasa" , dalam hal ini, seperti apa rasanya jatuh cinta sama vampire (agak tidak waras karena mungkin sudah bosan jatuh cinta sama lelaki biasa). 

Ketika wanita menonton film romantis yang didalamnya berisi para aktor Hollywood papan atas yang keren, macho, tampan, maka pasti dalam alam bawah sadar wanita sangat menginginkan lelaki tersebut. Karna lelaki di dalam film romantis yang tampan rupawan akan membawa wanita ke dalam fantasi perfeksionisme (fantasi kesempurnaan) dari apa yang sebenarnya wanita harapkan dari seorang pria. Hal tersebut juga dapat dikaitkan dengan realita dunia yang sangat jauh berbeda dimana lelaki biasanya hanya coba-coba mencicipi wanita tanpa ingin merasakan suka-duka dengan si wanita.
Dunia realita memang kejam dan berbanding terbalik dengan dunia film drama-romantis. Misalnya, lelaki akan mencoba sekuat tenaga untuk menarik perhatian wanita, perlahan-lahan mulai bisa menggoyahkan hatinya dan pada akhirnya dapat bercinta dengannya. Laki-laki memang bekerja keras, tapi mayoritas dari mereka bekerja keras di awalnya saja sehingga setelah mendapatkan wanita, segala yang namanya cinta sejati (yang sebenarnya saya sebut sebagai cinta keindahan tubuh wanita) seketika berubah menjadi cinta biasa. Hal itulah yang membuat si lelaki dalam dunia nyata merasa bosan padahal wanita yang ia miliki cantik. Lelaki merasa kurang dan kurang dan selalu ingin yang lebih cantik dari wanita cantik yang sudah ia miliki. 
Itulah mengapa banyak wanita menganggap bahwa lelaki (mayoritas/ 98%) tidak mengerti atau memahami esensi cinta, banyak dari lelaki yang memahami makna cinta sebenarnya dari ibunya yang penuh perhatian dan kasih sayang, banyak dari lelaki yang baru memahami cinta setelah kekasihnya meninggal, banyak dari lelaki yang baru memahami cinta dan tidak lagi mempermainkan wanita setelah misalkan, istri atau sepupu wanitanya diperkosa, atau baru sadar bahwa cinta bukan untuk dipermainkan. Tetapi kebanyakan lelaki TIDAK INGIN sadar dan TIDAK MAU sadar tentang cinta yang sebenarnya, mereka terus ingin melihat fantasi dunia mereka dimana wanita telanjang bersedia bercinta di ranjang bersama lelaki, dan setiap hari bercinta dan bercinta. Terus apa hidup ini untuk bercinta saja? 

Jika lelaki benar-benar menghargai perempuan dan mencintai mereka, maka lelaki juga harus tahu bahwa perempuan adalah makhluk Tuhan untuk dihargai dan dicintai. Namun realita begitu kejam sehingga cinta sejati seperti "Mission impossible", padahal sebenarnya romantika film-film ala Twilight bisa diterapkan jika cinta saling menghargai dan memahami, serta tidak mendramatisir suatu hubungan. Contohnya, mendramatisir seperti selalu posesif atau terlalu reaktif atau terlalu sensitif, itulah mengapa hubungan cinta kedua insan bisa menjadi begitu kompleks. Jika kedua insan tidak mendramatisir hubungan serta menghargai perbedaan, maka cinta bisa diterapkan dalam kehidupan yang sebenarnya. 

Jika berbicara mengenai agama, maka esensi cinta berasal dari Tuhan. Maka dari itu agama mengajarkan kebaikan untuk menumbuhkan cinta, entah itu cinta antara sesama manusia atau cinta kepada Tuhan. Namun anehnya, manusia tidak mengerti hal itu, malah menanamkan kebencian, saling mengkafirkan, memenggal mereka yang sesama muslim, dan sebagainya.

Kembali ke masalah cinta. Saya teringat kepada cerita dosen saya, berikanlah wanita bunga, maka wanita akan mengingatnya selamanya. Dan meskipun bagi seorang lelaki itu hal yang sederhana bahkan sepele, tetapi bagi seorang perempuan pemberian itu sangatlah berarti, memberikan kekuatan moral bagi wanita atas penghargaan eksistensi kehidupan serta kecantikan mereka. Jangan salah, pemberian satu bunga bagi wanita, yang dapat memberikan kekuatan cinta kepada mereka, suatu saat wanita itu akan menjadi wanita yang dihargai.

Pada dasarnya semua itu saling melengkapi, tentu wanita juga banyak kekurangan, bahkan kalau saya paparkan dalam 100 halaman mungkin belum cukup untuk menggambarkan betapa banyak kekurangan serta keanehan-keunikan pemikiran pada wanita. Tetapi pada intinya semua itu bisa diatasi selama kedua insan berada dalam komunikasi yang benar. Agama juga menjadi penentu kehidupan, tetapi setidaknya kehidupan cinta antara pasangan juga dapat ditumbuhkan dan diisi dengan bumbu-bumbu drama romantika seperti layaknya film ala Twilight. Lho, tidak masalah. Tidak usah merasa konyol, toh sebenarnya lelaki juga ingin tetapi karna gengsi yang terlalu tinggi maka lelaki tidak pernah mau masuk ke dalam fantasi romantis ala feminisme. 
Dan cinta itu memang penting, tetapi sulit dilakukan bagi pria yang mungkin keluarganya berantakan, atau tidak mengenal sosok Ayah dan Ibu yang baik, dan sulit bagi pria yang hanya melihat wanita dari keindahan tubuh semata. Sulit juga bagi pria yang kerjanya sibuk cari uang kesana-kemari tetapi sehari saja lupa bahwa ia harus mengatakan "Saya mencintai kamu" kepada pasangannya. Kata-kata rayuan seperti itulah yang membuat hubungan lebih harmonis, tidak usah malu mengatakannya kepada pasangan bahkan walaupun usia pernikahan sudah diatas 10 tahun. Kehidupan realita memang tidak sempurna dan selalu ada konflik, itu hal wajar, tapi setidaknya diimbangi dengan kebutuhan wanita akan cinta. Lelaki harus sadar bahwa wanita hidup dengan cinta dan bagaimana pintar-pintarnya lelaki untuk mengisi kekosongan cinta tersebut. Tentunya masih dalam batasan yang wajar dan batasan yang pantas, dan dilakukan secara positif dan menyenangkan. 

Toh kita hidup ibaratnya kita menjadi sutradara, kita yang merancang kehidupan kita sendiri dan kita sendirilah yang mengatur bagaimana alur cerita cinta kita. Tetapi jangan kebablasan, cinta juga harus diimbangi dengan kesetiaan dan tanggung jawab. Jika lelaki belum bisa bertanggung jawab, seberapa besarpun cinta mereka kepada wanita, tetap saja cinta itu didasarkan pada "keindahan tubuh" bukan pada "esensi keindahan cinta" itu sendiri. 

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun