Mohon tunggu...
Abdur Rauf
Abdur Rauf Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIQ Kepulauan Riau

Aku berkarya, maka aku ada. Buku Solo: 1. Di Bawah Renungan Al-Qur'an (2017). 2. The Good Muslim: Menjadi Muslim Berjiwa Kuat, Berakhlak Dahsyat, Berpribadi Hebat, dan Hidup Bermanfaat (2024). Buku Antologi: 1. IMM di Era Disrupsi: Membaca Kecenderungan Baru Gerakan (2022). 2. Kembali Berjuang (2023). 3. Mumpung Masih Muda: Spesial Quotes About Youth (2023).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Jadi Tetangga Nyebelin!

19 Januari 2025   15:18 Diperbarui: 19 Januari 2025   15:18 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Komplek Perumahan (Doc. Pribadi)

Siapa pun kita, saya yakin, pasti nggak mau berkonflik. Apalagi konfliknya sama tetangga sebelah. Sesama tetangga idealnya saling membantu, memperhatikan, dan peduli.

Tapi, seringkali yang terjadi di masyarakat kita, justru sebaliknya, banyak yang nggak akur dengan tetangga. Banyak hal yang menyebabkan kenapa sesama tetangga nggak akur.

Di antaranya: (1) Tidak meminta izin ketika hendak meminjam barang tertentu. (2) Hewan peliharaan yang masuk ke pekarangan rumah. (3) Membuat kebisingan di jam-jam istirahat. (4) Menyerobot lahan orang untuk kepentingannya. Dan lain-lain (Kalau ada lagi silahkan ditambahkan).

Nah, di tempat saya tinggal, tetangga saya sering mengeluhkan hal ini kepada kami. Tabiat tetangga sebelah rumahnya yang seringkali menyerobot lahan depan rumahnya untuk dijadikan sebagai tempat meletakkan tong sampahnya.

Tentu yang demikian itu membuat tetangga saya merasa tidak nyaman akibat ulah tetangga sebelah rumahnya. Apalagi yang diletakkan di lahan depan rumahnya itu tong sampah. Bisa dibayangin nggak?

Harusnya orang tersebut tahu diri. Sudah tahu itu lahan orang, maka jangan sembarangan meletakkan barang sendiri, apalagi tanpa izin sang pemilik lahan. Ini jelas sekali akan menimbulkan konflik. Saya kira, sebagai manusia, hal-hal seperti itu nggak perlu dipahamkan lagi.

Tapi memang tetangga nyebelin itu selalu membuat ulah. Semua orang di komplek perumahan itu paham betul bagaimana kelakuan tetangga nyebelin itu. Belum lagi sembunyi-sembunyi membuang kotoran anjing di selokan depan rumah orang.

Katanya sudah pernah diingatkan dan sudah disampaikan ke RT, tapi tetap saja masih menyebalkan. Kalau manusia normal, seharusnya paham dan memahami etika dalam kehidupan bertetangga.

Belum lagi ada tetangga yang menghidupkan musik dengan volume tinggi sekali. Sampai-sampai orang menyangka ada hajatan, eh, tahu-tahunya cuma buat didengarkan sendiri. Kalau mau mendengarkan sendiri cukup gunakan headset saja, atau volume yang secukupnya sehingga tidak mengganggu kenyamanan tetangga lainnya.

Ingat, kita hidup tak sendiri. Kita ini hidup bermasyarakat. Maka, nilai-nilai kebaikan seperti saling menghormati, saling menghargai, saling membantu, saling peduli, saling menjaga keamanan dan kenyamanan harus benar-benar ditumbuhkan dalam kehidupan bermasyarakat. Jangan egois dan jangan nyebelin!

Cobalah untuk lebih peka lagi dalam kehidupan bertetangga. Prinsipnya jangan melakukan suatu hal yang kamu sendiri tidak senang jika orang lain melakukan hal tersebut kepadamu. Hormati dan hargailah orang lain sebagaimana juga kamu ingin dihargai dan dihormati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun