Mohon tunggu...
Abdur Rauf
Abdur Rauf Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIQ Kepulauan Riau

Aku berkarya, maka aku ada.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seratus Ribu

5 Januari 2025   06:34 Diperbarui: 5 Januari 2025   06:34 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Ibu Paru Baya dan Anak Kecil (Sumber: Meta AI)

Saya ingat cerita pada beberapa tahun silam. Ketika saya, istri, dan anak pergi ke suatu tempat untuk suatu keperluan. Saat kami tiba di tempat itu, istri yang mengambil nomor antrean. Lalu kami mencari deretan kursi kosong untuk kami duduki sembari menunggu dipanggil oleh petugas.

Satu nomor sebelum nomor antrean kami dipanggil, terlihat di meja petugas seorang ibu paruh baya mendapatkan layanan untuk menyelesaikan urusan-urusannya. Setelah ibu paruh baya itu selesai dengan urusannya, dia tidak langsung keluar dari ruangan itu. Tapi, menghampiri ke tempat di mana kami duduk.

Tiba-tiba ibu paruh baya itu mengambil dompetnya, lalu mengeluarkan selembar uang kertas dengan nominal seratus ribu rupiah. Sungguh kami tidak tahu apa yang akan dilakukan ibu paruh baya itu. Dan ternyata benar, dia menghampiri kami, tepatnya menyapa anak gadis kami yang ketika itu berusia dua tahun. Lalu uang kertas yang diambil dari dompetnya tadi diberikan kepada anak gadis kecil kami.

Saya kaget, mungkin istri juga demikian. Rasa-rasanya kami tak pernah mengalami kejadian ini sebelum-sebelumnya. Tapi, boleh jadi juga, banyak di antara kita pernah mengalami hal serupa. Kami sama sekali tidak mengenal ibu paruh baya itu, dan mungkin belum pernah melihatnya sama sekali. Sungguh mulia sekali perbuatannya.

Saya kagum sekali dengan apa yang telah dilakukan oleh ibu paruh baya itu. Tidak tampak pada dirinya kemewahan, bahkan penampilannya sederhana sekali. Dia sendirian, tidak ditemani siapa pun. Itu yang saya ingat. Tapi, hatinya mulia dan dermawan, padahal belum tentu dia seorang hartawan. Tampaknya memang seperti itu.

Waktu itu kami tidak sempat menanyakan identitasnya. Yang sempat kami lakukan hanya memberikan ucapan terima kasih atas kebaikannya kepada gadis kecil kami. Sebab, selang beberapa detik setelah ibu paruh baya itu memberikan uangnya kepada anak kami, dia langsung keluar meninggalkan tempat itu.

Kami tidak tahu siapa namanya dan di mana tinggalnya. Pun tidak tahu tentang apa agamanya. Sebab, kalau dia seorang Muslimah, sangat mudah kami mengenali identitas agamanya.Tapi, ibu paruh baya itu tidak menggunakan jilbab sebagaimana yang dikenakkan oleh wanita Muslimah sebagai identitas keislamannya.

Meskipun kejadian itu sudah terjadi beberapa tahun lalu, tetap saja masih terkenang dalam memori ingatan saya. Boleh jadi, apa yang dilakukannya sangat tulus, makanya kebaikannya sangat membekas sekali. Saya bermohon kepada Tuhan, semoga apa yang telah dilakukan ibu paru baya itu terhadap kami diberikan pahala yang besar oleh-Nya.

Ibrah Peristiwa

Ada beberapa pelajaran yang sangat berarti bagi saya atas kejadian tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun