Banyaknya kasus penyadapan yang dilakukan oleh pemerintah Amerika beserta 4 sekutu utama yakni Australia, Inggris, Selandia Baru, dan Kanada terhadap negara lain dan sekutu-sekutunya selain 4 negara tersebut. Proses penyadapan yang telah berlangsung beberapa tahun tak ayal membuat sejumlah pemimpin kepala negara marah-marah. Akibat kelakuan spionase pemerintah amerika membuat sejumlah negara melakukan protes kepada negeri paman sam walaupun mereka menyangkal adanya spionase.
Bila Amerika memiliki NSA (Badan Keamanan Nasional AS) maka indonesia memiliki BIN (Badan Intelijen Negara) maka sejauh mana kinerja dari badan intelijen negara tersebut? walaupun belum ada data resmi yang mengatakan bahwa indonesia termasuk negara yang disadap tapi setidaknya kita harus waspada.
Kebenaran isu penyadapan AS ke pemerintah indonesia harus diusut tuntas, oleh karena itu sudah kewajiban dari BIN yang memang khusus bertugas tentang keamanan negara. Dalam situs resminya BIN hanya baru mau melakukan pendalaman terhadap kemungkinan penyadapan itu dan masih sebatas pada antisipasi ancaman melalui profesionalisme institusi intelijen.
Sangat disayangkan memang, sebuah badan rahasia negara ternyata baru sebatas mencari tahu dan mendalami adanya penyadapan atau tidak. apakah yang dilakukan BIN selama ini? apakah hanya memakan gaji buta? ataukah mencari jejak-jejak teroris yang belum jelas keberadaanya? mestinya sebelum kasus ini mencuat BIN sudah bisa mengendus adanya praktik spionase karena mereka adalah orang terlatih dan profesional dibidangnya.
Dalam antisipasi ancaman melalui profesionalisme institusi intelijen pun sepertinya kinerja BIN masih belum memuaskan. terbukti BIN masih belum tahu betul apakah mereka memang disadap atau tidak. tapi dari perkataan mereka sangat jelas bahwa BIN tidak tahu keadaan ini sampai berita tentang spionase mengemuka.
Sangat memalukan bila lembaga pemerintah non kementrian ini (BIN) yang seharusnya bertugas melaksanakan tugas pemerintah dibidang intelijen ini harus kecolongan karena diintelijeni oleh negara lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H