Tulisan Ellen Maringka yang sempat HL dengan tulisan tentang vatikan yang salah menulis nama Yesus dianggap biasa orang para pengikutnya. Hal yang sungguh memalukan diantara mereka tapi telah dianggap lumrah dengan menganggapi santai bahkan ada juga yang cengengesan seperti candaan yang tidak lucu.
Sepertinya Ellen lupa yang telah mengatakan bahwa Vatikan adalah sekumpulan orang cerdas dan terpilih padahal tidaklah demikian adanya. bila memang adalah orang cerdas pasti akan melakukan cek dan trial error dalam menerbitkan suatu produk sehingga bisa menghindari kesalahan. Ellen juga lupa yang telah mengatakan kesalahan adalah hal yang lumrah padahal pada tulisan yang lain ia mengatakan bahwa Vatikan tidak usah dipertanyakan kredibilitas ketelitian dalam segala sesuatu, maka saya yang mempertanyakan kredibilitas dan ketelitian vatikan, mengapa harus salah?
Seperti perusahaan jepang yang ekstra hati-hati dalam mengeluarkan suatu produk yang telah melalui seleksi yang ketat disertai trial dan error sehingga hampir tidak terjadi kegagalan. Memang vatikan bukanlah suatu perusahaan tapi setidaknya dalam mengeluarkan suatu produk mempunyai prosedur yang hampir sama. ini memang murni human error yang dilakukan oleh orang yang tidak berkualitas, ingat produksi bukan dilakukan oleh satu orang tapi sekumpulan orang yang mereka percaya sebagai orang yang cerdas dan kredibel.
Bukan Salah Vatikan memang, tapi merupakan sekumpulan oknum yang tidak cerdas yang berasal dari model pemilihan vatikan yang sembrono. Kesalahan rekruitmen dan pemilihan yang tidak demokratis yang hanya lebih ke pendekatan relasi dan koneksi dalam pengangkatan jabatan membuat kualitas dari orang vatikan bagaikan orang abal-abal yang tidak bertanggung jawab. Kekuasaan tertinggi di tubuh vatikan yang mutlak wakil Tuhan berdampak pada kesewenang-wenangan pejabat tinggi dalam menentukan siapa saja orang yang akan menduduki jabatan dengan cara asal tunjuk.
Terbukti kesalahan yang dilakukan oleh vatikan bukan merupakan ajang berkah tapi sudah mengarah ke spekulasi tingkat tinggi yang mengakibatkan harganya menjadi setinggi langit. Mereka yang telah memiliki medali tersebut merasa bangga hanya karena nilainya yang fantastis tapi mereka lupa sebenarnya siapakah yang mereka banggakan? apakah nilainya yang tinggi tapi dengan mengesampingkan Tuhannya ataukan lebih baik tidak mempunyai barang dengan nilai yang tinggi tapi tetap memiliki Tuhan dengan nama yang benar?
Paradigma kaum kristen telah bergeser dari substansi yang asli, yang cinta kepada Tuhannya dengan menjaga namaNya tapi sekarang menjadi berorientasi finansial. Terbukti dari banyaknya vote yang diterima oleh tulisan itu, mungkin hanya komentar saudara Guga saja yang agak kritis menanggapinya sedangkan yang lain hanya komentar sampah yang tidak berarti. bahkan Ellen sendiri mengatakan kejadian ini seperti humor srimulat yang ikut tertawa geli. Apakah selama ini wibawa vatikan begitu rendahnya sehingga banyak orang yang menganggap seperti ini?
Saran saya untuk kaum kristen, sebaiknya jangan terlena oleh keuntungan yang tidak seberapa hanya untuk menukar iman kriten dengan cara memuja penggantian nama JESUS menjadi LESUS hanya untuk mendapat sedikit uang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H