Setiap akhir pekan, pemandangan di sekitar pintu tol Bekasi Barat selalu sama: kemacetan panjang, kendaraan menumpuk, dan jalanan padat merayap. Tidak peduli pagi, siang, atau malam, kondisi ini semakin menjadi ketika mall-mall besar seperti Summarecon Bekasi, Grand Metropolitan, Metropolitan Mall, hingga Pakuwon Mall yang baru dibuka dipadati pengunjung.
Sebagai kota yang terus berkembang, Bekasi jelas membutuhkan solusi konkret untuk mengatasi problem kemacetan yang semakin memburuk. Apakah cukup dengan pelebaran jalan? Atau hanya mengatur ulang lampu merah? Tidak. Yang dibutuhkan adalah lompatan besar dalam perencanaan infrastruktur, dan salah satu inspirasi yang layak dipertimbangkan adalah simpang susun spiral ala Nanpu Bridge Interchange di Shanghai.
Mengapa Bekasi Selalu Macet di Titik yang Sama?
Masalah utama lalu lintas di Bekasi Barat sebenarnya bukan hanya volume kendaraan yang tinggi, tetapi buruknya manajemen akses keluar-masuk tol dan pusat perbelanjaan. Saat ini, kendaraan yang ingin masuk ke mall, apartemen, atau perkantoran harus berbagi jalur dengan kendaraan yang hendak keluar dari tol. Akibatnya, jalan utama seperti Ahmad Yani dan KH Noer Ali (Kalimalang) sering menjadi titik kemacetan parah.
Selain itu, lampu merah yang panjang, minimnya jalur alternatif, serta persimpangan yang tidak efisien memperparah kondisi. Bahkan dengan pelebaran jalan sekalipun, masalah ini tidak akan selesai jika tidak ada solusi terintegrasi yang benar-benar mengurai alur kendaraan dari berbagai arah.
Shanghai, salah satu kota tersibuk di dunia, menghadapi tantangan lalu lintas yang jauh lebih kompleks dibanding Bekasi. Namun, mereka berhasil mengatasinya dengan solusi infrastruktur yang cerdas dan efisien. Salah satu yang paling menonjol adalah Nanpu Bridge Interchange, simpang susun spiral yang dirancang untuk mengalihkan arus lalu lintas tanpa menimbulkan bottleneck di persimpangan utama.
Keunggulan desain ini adalah jalur spiral yang memungkinkan kendaraan langsung masuk ke jalan utama tanpa hambatan. Flyover yang memisahkan kendaraan pribadi, transportasi umum, dan kendaraan logistik. Mengurangi titik kemacetan di persimpangan karena arus lalu lintas mengalir lebih lancar. Desain yang hemat lahan karena memanfaatkan sistem bertingkat.
Bukan hal yang mustahil jika Bekasi mengadopsi konsep serupa di sekitar pintu tol Bekasi Barat. Dengan membangun flyover spiral yang langsung terhubung ke pusat perbelanjaan dan jalan tol, kendaraan tidak perlu lagi saling berebut jalur di jalan arteri utama.
Saatnya Bekasi Membangun Masa Depan Infrastruktur yang Lebih Baik
Bekasi tidak bisa selamanya mengandalkan solusi jangka pendek. Jika kita ingin kota ini berkembang menjadi kota modern yang nyaman dan efisien, maka keberanian untuk berinovasi dalam perencanaan kota harus dimiliki.