Mojowarno adalah salah satu kota kecamatan di Kabupaten Jombang yang dikenal sebagai kota santri. Di Jombang Tokoh-tokoh Islam dilahirkan di sini, salah satunya adalah Gus Dur, Presiden ke-4 Indonesia, yang dimakamkan di Kompleks Pondok Pesantren Tebuireng, dekat Pabrik Gula Cukir, sekitar 4 km dari Mojowarno.
Kecamatan Mojowarno memiliki 19 desa yang subur dengan aliran sungai yang melintasi wilayahnya.
Selain itu, Kecamatan Mojowarno juga terbagi menjadi 72 dusun, 123 rukun warga (RW), dan 487 rukun tetangga (RT). Luas wilayahnya mencapai 61,92 km persegi.
Bayangkan sebuah tempat di mana anda bisa menghirup udara segar setiap pagi, dikelilingi hamparan sawah hijau, dan mendengar gemerisik angin yang menenangkan jiwa. Mojowarno adalah oasis bagi mereka yang mencari ketenangan, harmoni, dan kehidupan yang bermakna.
Mari kita telaah lebih dalam mengapa Mojowarno memenuhi semua kriteria kota ideal untuk pensiun dan slow living, berdasarkan delapan kriteria Kompas.id.
Ekonomi, Surga Produktivitas dan Biaya Rendah
Mojowarno adalah tanah yang diberkati kesuburan. Di sini, pertanian menjadi denyut kehidupan, dan hasil bumi menjadi andalan. Dengan tanah yang subur, petani bisa panen hingga empat kali setahun, menghasilkan padi, jagung, sayur-mayur, hingga durian Wonosalam yang terkenal.
Komoditas ini tidak hanya menjadi roda ekonomi lokal tetapi juga memastikan biaya hidup yang rendah.
Makan di restoran atau warung Mojowarno serasa pulang ke rumah nenek---enak, hangat, dan murah meriah. Wisatawan juga bisa menikmati pemandian alami seperti di Sumberboto dengan harga yang ramah di kantong.
Hidup di Mojowarno berarti menikmati gaya hidup berkualitas tinggi tanpa beban biaya besar. Anda bisa bertani, memelihara ternak, atau sekadar menikmati hasil bumi lokal yang segar. Pasar tradisional di Mojowarno menawarkan kebutuhan sehari-hari dengan harga terjangkau dan stabil.
Infrastruktur, Akses Mudah, Kehidupan Lancar