Mohon tunggu...
Abdul Wahid Azar
Abdul Wahid Azar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi Bisnis

Menulis subtansi kehidupan, Jujur pada realitas

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

The Prosecutor, Naratif Palsu Nitizen Terkecoh Kebenaran Terlupakan.

4 Januari 2025   11:58 Diperbarui: 4 Januari 2025   11:58 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Donnie Yen Pemeran Fok Zi Hou, Jaksa  (Tempo.co)

Bagi penggemar aksi laga Donnie Yen, bintang yang terkenal lewat perannya sebagai Ip-Man, The Prosecutor menawarkan sensasi berbeda. Dalam film ini, Donnie tak lagi menghajar preman dengan jurus Wing Chun, melainkan menghadapi sistem hukum yang penuh korupsi. Sebagai Fok Zi Hou, seorang mantan polisi yang kini menjadi jaksa, ia berjuang melawan konspirasi besar sambil mempertaruhkan nyawa dan karier.

Film ini masih tayang di bioskop Indonesia, menghadirkan aksi yang menegangkan sekaligus menyentuh isu keadilan sosial.

Film ini berkisah tentang seorang pemuda miskin yang dituduh terlibat jaringan narkoba. Kasusnya terlihat rapi---bukti ada, pengakuan ditandatangani, dan publik sudah percaya ia bersalah. Tapi Fok mencium aroma busuk: pemuda ini hanyalah alat kecil dalam permainan besar. Alamat palsu yang dipakai untuk pengiriman narkoba ternyata hanyalah ujung dari konspirasi mafia yang telah menyusup hingga ke entitas hukum.

Fok pun memutuskan untuk menyelidiki lebih dalam, meski harus menghadapi ancaman dari mafia narkoba dan pengacara licik yang bermain di belakang layar. "Hukum harus jadi tameng, bukan pedang yang menyayat rakyat kecil," ujar Fok di salah satu dialognya.

Dari Alamat Palsu ke Kasus Timah 300T: Nitizen yang Mudah Terkecoh

Sekarang, mari kita tarik benang merahnya ke dunia nyata, tepatnya ke kasus tambang timah 300 triliun yang sedang viral. Kalau di film, pemuda miskin jadi kambing hitam, di kasus timah ini, nitizen sebagai rakyat pemerhati kejahatan sering kali terjebak oleh narasi yang terarah. Begitu angka 300T muncul, langsung heboh. Semua berlomba-lomba jadi "detektif tambang," menghakimi dari balik layar ponsel.

"Korupsi 300T, dihukum cuma 6,5 tahun... Tidak adil!"
"Narasi itu yang selalu muncul: 300T dijadikan meme, seolah-olah angka yang dicuri."
"Meme pun bermunculan, tanpa melihat siapa, dan perannya apa... terkecoh."

Tapi, tunggu dulu. Siapa sebenarnya yang menikmati drama ini? Apakah angka 300T itu narasi asli, atau cuma "alamat palsu" untuk mengalihkan perhatian dari pemain besar yang sebenarnya?

Seperti di film, mafia tambang tidak hanya ada di lapangan, tapi juga mungkin di kursi empuk birokrasi. Semua tahu tambang itu bukan operasi kecil. Truk berlalu-lalang, mesin berat berderu, dan lingkungan rusak bukan hal yang bisa disembunyikan. Entitas negara yang bertanggung jawab pun tak mungkin benar-benar tidak tahu. Jadi, kenapa dibiarkan bertahun-tahun?

Jawabannya mungkin sama seperti di The Prosecutor: karena narasi telah dikuasai oleh mereka yang berkepentingan. Angka fantastis seperti 300T jadi alat narrative control untuk membuat nitizen ribut di permukaan, sementara aktor utama tetap aman di belakang layar.

Naratif Palsu, Nitizen Terkecoh, Kebenaran Terlupakan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun