Allah SWT menjanjikan pahala besar bagi mereka yang berusaha mendamaikan pihak-pihak yang bertikai, dengan syarat bahwa niatnya adalah mencari keridaan Allah.
Dari Abu Darda' radhiyallahu 'anhu, Rasulullah bersabda:
"Maukah aku beritahukan kepada kalian sesuatu yang lebih utama daripada derajat puasa, shalat, dan sedekah?" Mereka menjawab, "Tentu saja, wahai Rasulullah." Beliau bersabda, "Perdamaian di antara manusia, karena kerusakan hubungan di antara manusia adalah pisau cukur." (HR. Tirmidzi, 2509)
Â
Hadis ini menunjukkan bahwa islah memiliki derajat yang sangat tinggi, bahkan lebih utama daripada beberapa ibadah individual, karena dampaknya langsung pada keharmonisan sosial dan ukhuwah Islamiyah.
Memulihkan Kepercayaan Publik
Jamaah haji dan masyarakat umum akan kembali melihat IPHI sebagai organisasi yang solid dan berorientasi pada pelayanan umat.
Mengoptimalkan Program Strategis, Â Konflik internal hanya menghambat pelaksanaan program penting seperti bimbingan pasca-haji, pemberdayaan ekonomi umat, dan dakwah.
Menjadi Mitra Strategis Pemerintah, Dengan rekonsiliasi, IPHI dapat kembali menjadi mitra utama pemerintah dalam pengelolaan haji.
Seruan islah Wamenag Muhammad Syafi'i adalah panggilan yang tidak boleh diabaikan. Para pemimpin IPHI, baik dari kubu Muktamar VII Jakarta maupun Muktamar Surabaya, memiliki tanggung jawab besar untuk menyambut ajakan ini dengan itikad baik.
Peran aktif Kementerian Agama sebagai fasilitator memberikan peluang besar bagi kedua kubu untuk duduk bersama dan menyelesaikan perbedaan dengan cara yang adil dan bermartabat. Dengan islah, IPHI tidak hanya akan bangkit dari konflik, tetapi juga menjadi simbol persatuan umat yang mampu bersinergi membangun bangsa.
Sebagaimana disampaikan Wamenag, "Mari kita jadikan islah sebagai momentum untuk mengembalikan IPHI ke jalur yang benar. Satukan langkah, kuatkan ukhuwah, dan jadikan IPHI sebagai pelopor dalam melayani umat dan membangun bangsa."