Indonesia seperti toko kue estetik---semua harus mulus, cantik, dan instagrammable. Kalau bukan Reza Rahadian, ya pasti Dian Sastrowardoyo yang menghiasi layar. Kalau bukan wajah-wajah segar dan muda, ya para artis sinetron yang baru naik kelas ke film layar lebar.Â
Mari kita mulai dari sini: layar perakPokoknya, tidak ada tempat untuk keriput atau uban. Bahkan aktor senior pun sering kali hanya kebagian peran sebagai orang tua yang bijak sambil duduk di kursi goyang.
Tapi, mari kita intip Hollywood. Di sana, kematangan adalah modal utama. Bukannya disingkirkan, aktor beruban dan keriput malah diberikan peran utama---dan bukan sembarang peran, melainkan peran yang membuat kita lupa mereka sudah kepala enam, tujuh, bahkan delapan. Hollywood tahu, ada aura tertentu yang hanya bisa lahir dari pengalaman, karisma, dan sedikit kerutan. Usia pensiun? Di Hollywood, itu adalah masa emas!
Sylvester Stallone Sang Pejuang Abadi
Ambil contoh Sylvester Stallone. Di Indonesia, kalau ada aktor seusia dia, kemungkinan besar perannya adalah Pak RT yang hobinya duduk di teras sambil main catur dan berkata, "Anak muda zaman sekarang, nggak ada sopan-sopannya!" Tapi di Hollywood? Stallone masih memegang senapan di usia 73 tahun dalam Rambo: Last Blood (2019). Apa yang ia lakukan? Membantai kartel narkoba, memasang jebakan, dan bahkan menentang hukum gravitasi dengan tubuh yang masih gagah.
Coba bayangkan Rambo versi Indonesia. Mungkin dia akan berhadapan dengan "kartel parkir liar" di pasar, lalu dialognya akan terdengar seperti,
"Eh, mas, bayar parkirnya dulu dong. Nggak ada yang gratis di dunia ini!"
Stallone membuktikan bahwa pengalaman lebih tajam daripada pisau. Dalam setiap adegannya, ia membawa intensitas yang tidak bisa ditiru oleh aktor muda. Kalau di Hollywood ada istilah "survivor", di Indonesia kita lebih sering mendengar istilah "penonton sinetron pensiun."
Liam Neeson Sang Pelindung Keluarga
Lalu ada Liam Neeson, pria dengan wajah tegas dan suara bariton yang bahkan bisa membuat penjahat internasional ketakutan. Di usia 62 tahun, ia menutup trilogi Taken. Film ini menceritakan Bryan Mills, mantan agen CIA yang siap menghancurkan dunia demi keluarganya. Salah satu dialog legendarisnya adalah
"I will find you, and I will kill you."
Sekarang bayangkan versi Indonesia. Misalnya, "Taken" dibuat ulang sebagai "Diculik". Mungkin dialognya akan berubah menjadi:
"Saya akan mencari kamu, tapi lihat dulu ya tanggal gajian saya. Nggak gampang cari ongkos ke luar negeri, Bos!"
Di Indonesia, peran ayah biasanya hanya terbatas pada adegan menunggu anak pulang sambil berkata, "Kamu itu kapan sadar? Hobi main TikTok terus, kapan suksesnya?" Sementara itu, Neeson menunjukkan bahwa cinta seorang ayah bisa menjadi lebih kuat dari segala senjata.