Pasar kerja Indonesia menghadapi masalah yang tidak kunjung selesai. Ribuan pencari kerja kesulitan mendapatkan pekerjaan, sementara perusahaan mengeluhkan minimnya tenaga kerja berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan mereka.Â
Di tengah situasi ini, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) justru terlihat belum serius dalam memanfaatkan teknologi untuk mengelola pasar kerja.Â
Program seperti Pasker.id, KarirHub, dan Siap Kerja lebih sering terlihat sebagai formalitas dibandingkan solusi nyata.
Apa yang terjadi? Portal-portal ini, yang seharusnya menjadi jembatan antara pencari kerja dan perusahaan, justru seperti jalan buntu.Â
Entitas negara seperti BUMN dan bank pemerintah pun tak memanfaatkan portal ini secara maksimal. Yang lebih mengejutkan, bank pemerintah seperti Mandiri, BRI, dan BNI malah memilih LinkedIn---platform internasional---untuk mempromosikan lowongan mereka.Â
Bahkan job fair internal bank-bank ini lebih sering diiklankan di LinkedIn ketimbang menggunakan portal buatan pemerintah.
Ini menjadi bukti nyata bahwa Pasker dan program serupa belum dipercaya, bahkan oleh lembaga negara yang seharusnya mendukungnya.
Job Fair yang Hanya Seremonial
Selain masalah di job portal, job fair yang diselenggarakan Kemenaker juga tak lebih dari acara seremonial.Â
Terlihat megah, diadakan beberapa kali setahun, tetapi seringkali tanpa hasil yang jelas. Pencari kerja datang dengan harapan besar, tetapi pulang tanpa kejelasan tentang lamaran mereka.
Setelah acara selesai, tidak ada tindak lanjut. Tidak ada transparansi tentang siapa yang diterima, atau bahkan respons sederhana seperti "maaf, Anda belum memenuhi kualifikasi."Â