Mohon tunggu...
Abdul Wahid Azar
Abdul Wahid Azar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi Bisnis

Menulis subtansi kehidupan, Jujur pada realitas

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Modernisasi Job Fair dengan Job Portal yang Terintegrasi

28 November 2024   20:54 Diperbarui: 30 November 2024   14:17 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Job Fair. (Foto: kompas.com)

Akibatnya, banyak pencari kerja kecewa. Acara yang seharusnya menjadi momen penting dalam perjalanan karier mereka justru terasa seperti rutinitas yang tidak efektif.

Sementara itu, negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia sudah jauh lebih maju. Singapura dengan MyCareersFuture menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mencocokkan keterampilan pencari kerja dengan kebutuhan perusahaan. Semua lowongan dari sektor publik diwajibkan masuk ke portal ini, menciptakan transparansi dan akses luas.

Malaysia dengan MYFutureJobs bahkan mengadakan job fair virtual, memungkinkan siapa saja dari mana saja berpartisipasi tanpa batasan geografis.

Lalu, apa yang salah dengan Indonesia?

Pasker.id  Harus Berubah dan Berbenah

Kemenaker seharusnya menjadikan Pasker sebagai pusat pasar kerja nasional. Semua lowongan dari BUMN, bank pemerintah, dan jabatan publik harus diwajibkan diunggah ke portal ini. Hal ini akan menciptakan kepercayaan publik sekaligus memaksa entitas negara untuk memberi contoh kepada perusahaan swasta.

Selain itu, Pasker harus lebih modern. Mengapa tidak meniru Singapura dengan mengintegrasikan teknologi AI? Dengan sistem ini, pencari kerja akan langsung mendapat rekomendasi lowongan yang sesuai dengan keterampilan mereka. Tidak perlu lagi proses pencarian manual yang melelahkan.

Yang paling penting, job fair juga harus diubah. Di era digital, tidak ada alasan untuk mengadakan acara besar yang hanya berlangsung sebulan sekali. 

Job fair bisa dilakukan secara real-time, kapan saja ada lowongan baru dari perusahaan. Wawancara, tes, hingga hasilnya bisa dilakukan langsung melalui portal. Ini tidak hanya menghemat waktu tetapi juga memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pencari kerja.

Bagaimana mungkin LinkedIn lebih dipercaya oleh bank pemerintah ketimbang portal resmi milik negara? Ini adalah ironi besar. Jika entitas negara saja enggan menggunakan Pasker, bagaimana masyarakat umum bisa percaya?

Kemenaker harus berhenti menganggap job portal dan job fair sebagai formalitas belaka. Jangan hanya mengadakan acara besar tanpa hasil nyata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun