hoax di internet ibarat permainan petak umpet digital yang tidak ada habisnya. Pemerintah, khususnya Komdigi, sudah mati-matian memblokir situs-situs ini, tapi seperti permainan whack-a-mole, begitu satu situs tertutup, muncul lagi dua atau tiga situs baru! Sepertinya situs-situs ini punya semboyan, "Tak blokir kau, buka kembali!" Bahkan kadang situs yang muncul kembali malah tambah canggih, dengan bonus yang lebih "gacor," gambar yang lebih menarik, dan tentunya janji kekayaan yang lebih heboh dari film superhero.
Blokir situs judi online (judol) dan beritaBaru-baru ini, ada cerita yang bisa bikin kita garuk kepala sambil tertawa sendiri. Anggota DPR Ahmad Sahroni mengunggah video di media sosial, katanya ada penggeledahan di ruang staf khusus Menteri Komunikasi, Budi Arie, dengan tumpukan uang yang bikin mata melotot. Warganet langsung ribut, grup WhatsApp keluarga dan alumni mendadak jadi heboh. "Lihat nih! Ruangan diobok-obok!" atau "Wah, pasti ada kaitannya dengan judi online!" Semua pada heboh, bahkan Pak Udin, yang biasanya cuma aktif di grup keluarga untuk share resep, ikut nimbrung. Tapi, ternyata setelah ditelusuri, video itu hoax! Menurut Kapuspenkum Kejaksaan Agung, Harli Siregar, penggeledahan itu terjadi di tempat lain dan kasusnya juga beda!
Ya ampun, ternyata para penyebar hoax ini juga bermain petak umpet, tapi kali ini mereka main sama fakta. Video asli diumpetin, diganti sama cerita dramatis! Untungnya, pihak berwenang cepat klarifikasi, kalau nggak, siapa tahu bisa ada yang keburu menyebarkan "fakta palsu" sambil bilang, "Saya saksi dari grup sebelah!"
Blokir Judol, Hoax, dan Si "Jalan Tikus"Â
Tapi, bukan cuma berita hoax yang suka main petak umpet di internet. Situs judol juga nggak kalah lihai. Baru saja diblokir sama Komdigi, eh, tiba-tiba nongol lagi, seakan-akan bilang, "Tahan kami kalau bisa!" Belum lagi pengguna yang langsung pasang aplikasi VPN atau proxy. VPN ini ibarat "tikus" yang bisa menyelinap di balik tembok blokir. Mungkin kalau bisa bicara, VPN bakal bilang, "Blokir aja, saya mah lewatin aja!"
Misalnya si Budi, yang awalnya cuma mau "coba-coba" main slot online. Begitu dia tahu situsnya diblokir, apakah dia menyerah? Oh, tentu tidak, sodara-sodara! Dia dengan cepat mengunduh VPN gratis. Sekali klik, situs yang tadinya terkunci pun langsung terbuka. Budi yang awalnya terharu melihat Komdigi berjuang memblokir situs-situs ini, mendadak jadi kagum dengan VPN. "Eh, gampang banget ngelewatinnya!" Akhirnya, yang tadinya cuma coba-coba, malah berakhir dengan dompet yang lebih kempes dari celengan anak TK!
Petak Umpet Ala Teknologi Dari Proxy sampai "Gacor"
Di dunia digital ini, para pelaku judi online dan penyebar hoax tampaknya sudah menguasai trik-trik petak umpet yang levelnya dewa. Pakai VPN, proxy, bahkan kadang lewat aplikasi chat atau email spam. Tak heran, begitu kita buka layar, tiba-tiba ada SMS masuk, "Ayo coba, langsung gacor!" Lengkap dengan gambar wanita cantik tersenyum manis yang bikin siapa pun tergoda (walaupun ya, jelas-jelas kita tahu itu jebakan). Luar biasa, spam ini seperti hantu yang tahu apa yang kita pikirkan!
Nah, kalau soal berita hoax? Judulnya pun dibuat seprovokatif mungkin. Kadang cuma baca setengah judul, kita sudah mikir, "Waduh, serius nih?" Si penyebar hoax mungkin ngakak sendiri, nonton kita panik dengan berita yang nggak jelas sumbernya. Mereka tahu, kalau kita kaget duluan, kita lupa cari tahu kebenarannya. Alhasil, berita hoax makin subur.
Solusi Akhir Blokir Hati Dulu, Baru Teknologi
Di tengah semua drama ini, mungkin kita perlu berhenti sejenak dan merenung. Mungkin memang bukan hanya situs dan hoax yang perlu diblokir, tapi hati kita sendiri. Kalau hatinya sudah keblokir dari "kesempatan cepat kaya" atau "berita heboh", seberapa canggih pun teknologi VPN atau situs spam, kita akan tetap adem-ayem. Bayangkan kalau setiap kali buka spam "Ayo main, langsung menang!" kita jawab dalam hati, "Udah ah, hidup udah banyak drama!" Mungkin, dunia digital bakal lebih damai.