Mohon tunggu...
Abdul Wahid Azar
Abdul Wahid Azar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi Bisnis

Menulis subtansi kehidupan, Jujur pada realitas

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Menanti Gebrakan Kabinet Merah Putih, Pola Individu Apa Total Football?

29 Oktober 2024   16:37 Diperbarui: 29 Oktober 2024   16:41 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabinet baru di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memulai langkah awal yang unik, latihan ala militer bagi para menteri dan pejabat kabinet di Akademi Militer (Akmil) Magelang. Kegiatan ini mengirimkan pesan kuat tentang kedisiplinan, ketangguhan, dan komitmen kolektif dalam melayani negara. Tetapi, pertanyaannya sekarang adalah bagaimana kabinet ini akan bekerja ke depan---apakah dengan pola individu yang bergerak masing-masing di sektor mereka, atau dengan semangat total football di mana semua bergerak sebagai satu tim, adaptif dan fleksibel?

Kabinet Gemuk dan Keberadaan Badan-Badan Khusus

Kabinet Merah Putih ini terdiri dari struktur yang cukup gemuk,sejumlah menteri, wakil menteri, dan posisi tambahan dalam badan-badan khusus. Beberapa posisi diisi oleh tokoh-tokoh yang juga menjabat pada era Jokowi, menciptakan kesan bahwa kabinet ini lebih merupakan perpanjangan dari pemerintahan sebelumnya, dengan tujuan melanjutkan program-program yang sudah berjalan. Namun, penambahan badan-badan khusus ini menambah kompleksitas dan tantangan tersendiri dalam hal koordinasi antar sektor.

Badan-badan khusus ini memiliki peran strategis yang menuntut sinergi erat dengan kementerian yang sudah ada. Jika kabinet bekerja dalam pola individu di mana setiap menteri dan badan hanya berfokus pada tugas masing-masing, maka upaya kolaborasi lintas sektoral akan menjadi sulit dan berpotensi kontra-produktif. Setiap lembaga mungkin hanya fokus mencapai targetnya sendiri, tanpa memperhatikan keterkaitan dan dampak kebijakan pada sektor lainnya. Konsekuensinya adalah kebijakan yang tidak sinkron, tumpang tindih, dan minim hasil bagi masyarakat.

Pola Individu atau Total Football?

Seperti dalam strategi total football ala timnas Belanda yang dipopulerkan oleh Rinus Michels, kabinet ini bisa mengambil pendekatan di mana setiap menteri memiliki fleksibilitas dan tanggung jawab untuk mengisi peran yang saling melengkapi. Dalam total football, semua pemain bisa bertukar posisi dan memiliki peran dinamis, bergantung pada situasi di lapangan. Ini sangat relevan dengan kebutuhan kabinet saat ini, yang menghadapi tantangan besar mulai dari krisis ekonomi global hingga perubahan iklim.

Namun, jika kabinet ini beroperasi dengan pola individu, di mana setiap menteri hanya fokus pada tugas sektoralnya tanpa koordinasi aktif dengan kementerian lain atau badan khusus, hasilnya bisa jauh dari optimal. Pola seperti ini tidak hanya memperlambat pengambilan keputusan, tetapi juga menciptakan kebijakan yang sektoral dan terisolasi. Di tengah tantangan yang kompleks, pendekatan ini tentu akan kontra-produktif, mengingat bahwa isu-isu seperti ketahanan energi, perubahan iklim, dan transformasi ekonomi digital membutuhkan kolaborasi lintas kementerian dan badan.

Menjembatani Tantangan Sinergi dengan Kolaborasi Total

Jika kabinet ini mampu mengadopsi pola total football, di mana setiap menteri memahami dan mendukung peran kementerian lain serta badan-badan khusus yang berperan penting dalam proyek-proyek strategis, maka pemerintah akan lebih tangguh dan responsif dalam menghadapi tantangan yang ada. Total football tidak hanya memungkinkan setiap menteri untuk bekerja secara kolaboratif, tetapi juga membantu menciptakan kesatuan arah dan tujuan dalam kebijakan yang dihasilkan. Pendekatan ini akan menghasilkan kebijakan yang terpadu dan siap menghadapi tantangan nasional dengan efektif.

Misalnya, proyek ketahanan pangan tidak hanya bergantung pada Kementerian Pertanian saja, tetapi juga memerlukan dukungan dari kementerian terkait lainnya serta badan khusus yang menangani masalah ketahanan pangan. Begitu pula dengan sektor kesehatan, yang membutuhkan sinergi antara Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, dan badan-badan terkait demikian juga penyelenggaraan haji, antara kementrian Agama, badan Penyelenggara haji dan BPKH harus sinergi,  Tanpa kolaborasi yang solid, program-program ini hanya akan berjalan di tempat atau bahkan saling bertabrakan.

Menjawab Tantangan: Fleksibilitas dan Sinergi Total

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun