Mohon tunggu...
Abdul Wahid
Abdul Wahid Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Malang

Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Malang dan Penulis sejumlah buku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memuliakan Ilmu, Ilmu Memuliakan Kita

14 September 2021   06:38 Diperbarui: 14 September 2021   06:43 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam suatu kesempatan, Ali berujar "ilmu itu lebih baik dari harta, karena kalau harta, anda akan dibuat sibuk menjaganya, sedangkan ilmu akan menjaga anda. Harta akan habis bisa dinafkahkan, sedangkan ilmu bila disedekahkan akan terus berkembang. Ilmu adalah kuasa, sedangkan harta dikuasai. Penumpuk harta mati, sedangkan ilmuwan tetap hidup sepanjang zaman. Walaupun secara dzahir mereka telah tiada, tetapi pengaruh mereka akan tetap hidup sepanjang zaman".

Apa yang disampaikan cendekiawan generasi awal dalam sejarah Islam tersebut mengajarkan kepada kita, bahwa ilmu itu tergolong kekayaan istimewa, harta mulia, dan investasi fundamental bangsa. Dari ilmu yang dikuasai seseorang atau bangsa, makna kehidupan, keberlanjutan, dan kejayaan bukan hanya akan diraihnya, tetapi juga dipertahankan.

Sebagai refleksi komparatif: setiap orang di Amerika, dituntut untuk menuliskan atau membukukan riwayat hidupnya supaya hidupnya tidak hanya bermakna bagi diri dan keluarganya, tetapi juga bermakna bagi masyarakatnya. Dari karya inilah, masyarakat dan bangsa yang ditinggalkan akan bisa belajar banyak. 

Tuntutan ini sejatinya mengarahkan setiap elemen bangsa AS untuk berlomba memperkaya diri dengan ilmu, sehingga ketika sudah berpamitan dengan dunia ini, harta utama yang diwariskan untuk anak dan bangsanya adalah  kekayaan ilmu.

Nabi Muhammad SAW mengingatkan, "barangsiapa ingin merengkuh (mencapai kepentingan) dunia, maka dengan ilmu, barangsiapa ingin merengkuh akhirat, maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang ingin merengkuh dua-duanya, maka dengan ilmu. Sabda beliau ini menunjukkan, bahwa ilmu merupakan kunci utama kehidupan manusia. 

Manusia yang kaya ilmu berarti kaya dalam memahami berbagai fenomena kehidupan, karena dari ilmu yang dikuasainya, dirinya akan terdorong untuk menafsirkan, mempergauli, dan mewarnai dunia ini menjadi lebih baik, lebih bermakna, dan lebih agung. 

Secara historis edukatif, kaum pembelajar di dunia ini bisa menjadikan warisan berupa literatur atau buku-buku dari cendekiawan terdahulu sebagai nafkah tak ternilai, sumber inspirasi dalam mengedukasikan masyarakat dan menghadirkan pencerdasan, serta pembeningan nurani masyarakat di muka bumi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun