AMAL TERBAIK IDUL ADHA
Oleh Abdul Syukkur
Aisyah, istri Rasulullah pernah menyebutkan sabda Rasulullah yang menyatakan, "Tidak ada amalan manusia di hari nahar (Idul Adha)yang lebih dicintai Allah dari menyembelih kurban." Â (HR. At-Tirmidzi).
Amal terbaik pada hari Raya Idul Adha adalah mengalirkan darah binatang kurban, semakin banyak darah binatang kurban yang mengalir, maka semakin banyak pahala yang didapatkan oleh orang yang berkurban. Dengan kata lain, semakin banyak binatang yang disembelih untuk kurban, maka semakin banyak pula orang yang mendapat bagian dari daging kurban itu.
Kurban merupakan ritual menyembelih binatang yang sudah ditentukan jenisnya, waktu, dan maksud penyembelihannya. Yakni, dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah, Tuhan semua makhluk.
Tidak semua binatang boleh dikurbankan, hanya jenis binatang tertentu saja yang diperbolehkan, seperti onta, sapi, dan kambing. Itupun harus memenuhi syarat yang ketat, di antaranya syarat umur minimal, satu tahun untuk kambing, dua tahun untuk sapi dan lima tahun untuk onta.
Syarat lainnya, binatang yang hendak dikurbankan tidak boleh memiliki cacat, seperti binatang sakit yang nyata sakitnya, binatang buta yang jelas butanya, binatang pincang yang jelas pincangnya, binatang kurus yang sedikit dagingnya. Hal ini berdasarkan sabda Nabi, "Empat perkara yang tidak boleh terdapat dalam hewan kurban: buta yang jelas butanya, sakit yang nyata sakitnya, pincang yang jelas pincangnya, dan kurus yang tidak bersumsum."
Syarat-syarat ini harus terpenuhi karena kurban merupakan persembahan untuk Tuhan, maka harus memberikan yang terbaik, apalagi Allah sudah menegaskan melalui Nabinya, "Sesungguhnya Allah Maha Indah, dan tidak menerima kecuali yang indah (baik)."
Hal ini sudah pernah dicontohkan oleh kedua putra Adam, manusia pertama, yakni Habil dan Qabil. Habil memberikan persembahan binatang terbaik dari ternaknya, sehingga Allah menerima persembahannya. Sedangkan Qabil memberikan persembahan yang buruk dari hasil pertaniannya, sehingga Allah tidak menerimanya.
Persembahan terbaik tujuannya tidak hanya untuk Allah semata, tapi juga untuk orang yang berkurban, sanak saudaranya, fakir miskin, dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Karena, pembagian daging kurban sebagaimana dianjurkan Rasulullah, sepertiga untuk yang berkurban dan keluarganya, sepertiga untuk famili atau sanak saudaranya, dan sepertiga lagi untuk fakir miskin yang ada di sekitarnya.
Artinya, persembahan untuk Allah, dan pemberian untuk orang lain haruslah berupa yang terbaik. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam al-Qur'an, "Kalian tidak akan memperoleh kebajikan sampai kalian menginfakkan sebagian harta yang kalian cintai, dan apapun yang kalian infakkan sungguh Allah Maha Mengetahui." (QS. Ali Imran [3]: 92).