Mohon tunggu...
Abdul Salam Atjo
Abdul Salam Atjo Mohon Tunggu... Petani - Pandu Ecoshrimp Indonesia

Pemerhati Lingkungan dan Budidaya Berkelanjutan

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Kontinu Indonesia Melakukan Kunjungan Stakeholder

26 Juni 2023   09:45 Diperbarui: 26 Juni 2023   10:12 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebanyak 23 orang pembudidaya udang tradisional kabupaten Pinrang yang tergabung dalam Komunitas Pemerhati Udang Windu (Kontinu) Indonesia melakukan kunjungan stakeholder di Instalasi Pembenihan Udang Windu (IPUW), BRPBAPPP Maros dan Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar tanggal 22-23 Juni 2023.

Kunjungan tersebut bertujuan untuk menjalin kerjasama antara Kontinu dengan stakeholder dan meningkatkan pengetahuan teknis manajemen budidaya udang ramah lingkungan dan berkelanjutan kepada pembudidaya."Kunjungan ini sudah direncanakan sejak awal sesuai dengan hasil pertemuan bersama KOIN dan Kontinu pada 23 Mei di sekretarian Kontinu," kata Mohammad Yusuf, Project Manager Konservasi Indonesia (KOIN).

Foto: Dok.Pribadi
Foto: Dok.Pribadi

Kunjungan pertama di IPUW kabupaten Barru, rombonangan Kontinu diterima oleh tim teknis Hatchery PT Tri Karta Pratama. Selama di komplek IPUW peserta berdiskusi dengan teknisi hatchery sambil melihat langsung induk udang windu di bak pemeliharaan induk. Seperti dijelaskan oleh tim teknis, calon induk udang windu F1 didatangkan dari Moana, Hawai Amerika Serikat. 

Di hatchery IPUW calon induk dipelihara dan dimatangkan gonadnya melalui teknik ablasi mata. Nauplius yang dihasilkan sebagian di transfer ke hatchery mitra yang ada di kabupaten Barru untuk dipelihara menjadi Post Larva (PL).

Selain menyampaikan keluhan tentang tingkat kelangsungan hidup benur udang windu F1 di tambak  yang telah dilakukan ujicoba oleh beberapa petambak udang di kabupaten Pinrang juga mempertanyakan teknik adaptasi benur yang baik setelah tiba di tambak. "Memang kami akaui bahwa pada saat kami tebar benur F1 kondisi salinitas air tambak dibawah 10 ppt," ungkap Zainuddin. 

Mengingat pada awal tahun 2023 kondisi cuaca masih ekstrim sehingga kualitas air tambak sulit dikendalikan. Hal senada diungkap oleh Iffan, benur udang F1 yang telah ditebar di tambak masih ada yang blantik menyebabkan pertumbuhan setelah 30 hari di tambak tidak seragam." Sepertinya SR nya juga dibawah 40 persen," kata Iffan.

Foto: Madania
Foto: Madania

Di Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP) Maros rombongan Kontinu Indonesia diterima oleh Andi Bahtiar, Humas mewakili Plt. Kepala BRPBAPPP Maros. Selanjutnya peserta disuguhkan pelatihan tentang Manajemen Teknis Kualitas Tanah Tambak narasumber peneliti utama BRIN, Prof. Dr. Ir. Andi Akhmad Mustafa, M.P.

Sebelum kembali ke Pinrang rombongan mengakhiri kunjungannya di Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar. Diterima di aula utama oleh kepala BPBAP Takalar, Nur Muflich Juniyanto, S.Pi, M.Si. Dalam pertemuan tersebut banyak hal teknis yang dibahas terkait dengan budidaya udang windu di tambak. Sebagai instansi pemerintah BPBAP bersedia memberikan layanan teknis kepada masyarakat pembudidaya.

Foto: Dok.Pribadi
Foto: Dok.Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun