Mohon tunggu...
Abdul Rokim
Abdul Rokim Mohon Tunggu... Insinyur - Lelaki

Kuli

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bertemu Denganmu Dalam sebuah Perjalanan Hidup

22 Februari 2015   09:18 Diperbarui: 16 Januari 2020   05:40 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Hidup tak pernah bisa tertebak bagaimana awal dan akhirnya, selain sebagai suatu fase panjang yang harus kita lalui sebagaimana mestinya, untuk mencapai suatu kesempurnaan. Hidup tak selalu bisa terencana akan dimulai dan berakhir dimana. Terkadang kita hanya sekedar menjalani tanpa tahu arah dan tujuan, namun tak sedikit yang sadar, untuk apa ia hidup, dan bagaimana ia harus menjalani hidupnya.
Bagiku hidup dimulai ketika aku paham, untuk apa aku dilahirkan. Seperti sebuah perjalanan panjang menuju satu keabadian. Perjalanan yang tak akan pernah sanggup aku lalui sendirian. Melangkah sunyi, ditengah keramaian, perasaan terasing dalam sebuah pesta pora yang berujung huru hara. Sungguh, betapa sepi hidupku tanpa kehadiran peran-peran lain yang mewarnai setiap langkah hari demi hari.
Bagiku hidup bagaikan sebuah persinggahan dalam menjalani suatu perjalanan. Terkadang kita berhenti sejenak melepas lelah, menatap sekitar, menyaksikan polah tingkah orang-orang yang sama sekali tak kita kenal. Mempelajari sebuah rasa, sedih,marah, kecewa, tangis, bahagia, senyum, hampa dan kosong.
Aku melangkahkan kaki setapak demi setapak, perlahan menjejak. Dalam perjalanan yang terkadang berbatu, terkadang mendaki dan terjal, menurun, tandus, penuh bunga. Bagaikan sebuah pentas drama raksasa yang penuh aktor menyelami perannya masing-masing. Dengan skenario diselembar kertas lusuh terlekat erat ditangan.
Aku bertemu pelangi, aku bertemu hujan yang merindukan bumi, aku menjumpai banyak sosok yang berperan penting dalam perjalanan hidupku. Dan aku menjumpaimu...menjumpai kalian..
Sosok yang kutemui dalam sebuah halte persinggahan ketika aku melepas lelah. Seorang yang malu-malu menyapa dengan hati-hati dan santun, hingga membuatku merasa perlu menjawab uluran perkenalan yang kau tawarkan. Menjawab sapaanmu menjadi suatu keharusan buatku dan bukan kewajiban.
Kamu akhirnya menjadi teman dan sahabat dalam perjalanan yang cukup menyenangkan, aku mengatakan cukup karena kita belum pernah saling bertatap muka, hanya sebuah perjalanan menyusuri ruang-ruang maya yang dingin dan beku. Sebuah percakapan ringan melompat dari satu masalah ke masalah lain, dari satu topik ke topik lain. Mengalir begitu saja.
Tiba-tiba sosokmu begitu saja mengisi hari-hariku tanpa terencana, tanpa rekayasa, sedemikian mengalirnya hingga aku tak menyadari sejak kapan semua ini diawali. Setiap kata yang kita lontarkan, setiap kalimat yang kita bagi, dan setiap rangkaian cerita yang kita ungkap, semua seolah berujung pada satu makna : KAU DAN AKU TIDAK BERANJAK KEMANA-MANA. Seolah, saat kamu menjalani seluruh kisah hidupmu dan aku menjalani kisahku sendiri, kita menjalaninya bersama-sama.
Aku yakin, jika memang kita tulus dalam perjalanan ini, kita akan bisa menjadi sahabat terbaik untuk satu sama lain. Kita bisa menangis bersama, terdiam memandang lepas menatap entah kemana sementara aku ada disisimu dan kamu ada disisiku.
Ya, kita memang memiliki hidup yang berbeda. Suatu saat nantipun kamu mungkin akan beranjak pergi setelah kamu memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Mungkin akupun akan beranjak ke tempat yang berbeda. Mungkin kita akan dipertemukan lagi di penghentian selanjutnya, atau bahkan tak akan pernah melihat kamu lagi dalam hidupku ?

Aku tau, suatu saat nanti kita pasti beranjak melanjutkan hidup kita masing-masing. Setelah hari mulai merayap senja. Setelah kita cukup tenaga untuk berjalan menempuh perjalanan panjang kembali. Menemui peran-peran lain dalam kehidupan kita. Kamu dengan hidup barumu, dan aku dengan hidupku yang mungkin akan terbaharui ataupun tidak namun selalu kaya akan warna.

Aku akan bernyanyi bersamamu…
Duduk disampingmu…
Menangis untukmu jika kau mau
Mengikuti setiap langkahmu …
Selama kamu membutuhkanku…
Senantiasa dan selalu….terus begitu…….
Terima kasih buat segalanya..
Untuk setiap waktu yang kau korbankan untukku
Untuk setia menjaga di setiap langkahku
Untuk setiap senyum yang kau berikan untukku
Untuk setiap empati yang kau sediakan selalu..
Untuk setiap kata-kata baik hati yang selalu siap kau ucapkan padaku..
Terima kasih,...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun