Mohon tunggu...
Abdul Rojak
Abdul Rojak Mohon Tunggu... Penulis - wiraswasta

Menulis bagian dari dakwah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cerminan Hati

1 Januari 2023   23:45 Diperbarui: 1 Januari 2023   23:54 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seseorang bersilaturahmi ke Buya Hamka. Ia bilang, "Pelacur di Arab itu memakai cadar dan hijab." Jawaban Buya Hamka ini tak terduga, "Oh ya!, saya barusan dari Los Angeles dan New York, Masya Allah, ternyata di sana tidak ada pelacur," kata Buya Hamka. "Ah mana mungkin Buya, di Makkah saja ada kok. Apalagi di Amerika, pasti banyak," kata seorang tamunya itu.

Maka kata Buya Hamka, "Kita ini memang hanya akan dipertemukan dengan apa-apa yang kita cari. Meskipun kita ke Mekkah, tetapi jika yang diburu oleh hati adalah hal-hal yang buruk, maka setan dari golongan jin dan manusia akan berusaha membantu kita untuk mendapatkannya. Tetapi sebaliknya, sejauh perjalanan ke New York, Los Angeles, bila yang dicari adalah kebajikan dan kebaikan, maka segala kejelekan akan enggan dan bersembunyi".

Dialog ini mengindikasikan bahwa jika hati kita kotor akan mencari yang kotor. Dan, seringkali dipertemukan pada hal-hal yang kotor pula, walaupun di tempat kebaikan sekalipun. Sebaliknya, jika hati kita baik (bersih) akan mencari yang baik pula. Sebab, hati ibarat raja, sedangkan anggota tubuh prajuritnya. Jika rajanya baik, maka prajuritnya pun baik. Jika rajanya buruk, maka perajuritnya pun demikian.

Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) berkata, "Hati itu seperti teko, hanya mengeluarkan isinya." Jika hati kotor, maka signal yang dikirim ke anggota tubuh juga yang kotor. Mata, fikiran, kaki, serta anggota tubuh lainnya akan mencari dan melangkah menuju ke tempat yang disukainya. Setan pun akan turut membantu dan memudahkan keinginan tersebut.  

Jika ingin melihat hati seseorang, maka dengarkanlah ucapannya, lihatlah sikap dan perbuatannya. Bila yang sering diucapkannya keburukan, sikap dan perbuatannya keji dan munkar, berarti hatinya kotor.  

Sebagai muslim sejati, tentu akan menjaga dan menata hatinya agar tidak kotor. Karena ia tahu bahwa semua perilaku manusia, baik ucapan, sikap, dan perbuatan merupakan cerminan isi hati. "Sungguh, beruntunglah orang yang menyucikan hatinya, dan merugilah orang yang mengotorinya." (QS Asy-Syams [91]: 9-10). Bahkan, jika kita berhati kotor maka derajat kemuliaan kita akan jatuh, tidak hanya di depan manusia, bahkan di hadapan Allah SWT.

Maka Rasulullah SAW mengingatkan kita melalui sabdanya, "Ketahuilah, sesungguhnya dalam tubuh manusia ada segumpal daging, jika segumpal daging itu baik, maka akan baik seluruh tubuh manusia, dan jika segumpal daging itu buruk, maka akan buruk seluruh tubuh manusia, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati manusia." (HR. Bukhari dan Muslim).

Karena itu, hati-hatilah dengan hati yang kita miliki. Jangan kita biarkan kotor. Sebab, ketenangan dan kenikmatan hidup hanya dirasakan orang yang hatinya bersih, jernih, atau baik. Bersihkanlah hati kita dengan istighfar, membaca Alqur'an, zikir, dan ketaatan lainnya. Agar bintik hitam (noda) di hati kita bersih. Wallahu a'lam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun