Mohon tunggu...
Abdul Rahman
Abdul Rahman Mohon Tunggu... Seniman - Kuliah

Besosialisasi dengan masyarakan, hobi naik gunung

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Di Balik Kata-Kata Sombong, Ada Kisah Pilu Seorang Anak Yang Menyedihkan

20 Januari 2025   23:15 Diperbarui: 20 Januari 2025   23:26 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Balik Kata-Kata Sombong, Ada Kisah Pilu Seorang Anak yang Sensara.

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita sering kali menilai seseorang dari penampilan dan kata-katanya. Namun apakah kita pernah berfikir bahwa dibalik itu semua ada kisah yang kita tidak ketahui atau tidak kita duga?

Kisah Seorang Anak Laki-laki

Ada seorang anak ya bisa kita sebut nama nya (Ibrahim), yang seorang mahasiswa di salah satu universitas di suatu kampus , anak ini berusia 22 tahun yang selalu terlihat percaya diri dan berbicara dengan dana tinggi. Teman-temannya mengganggapnya sombong karena kata-kataknya yang terkesan membanggakan diri sendiri. Namun, siapa yang sangka dibalik kata-katanya tersebut, Ibrahim menyembunyikan penderitaannya. Ibrahim tinggal di sebuah rumah bersama teman-teman kost nya.

Suatu hari Dosen Ibrahim menanyakan mengapa Ibrahim selalu terlihat percaya diri. Ibrahim menjawabnya, "saya tidak ingin orang lain mengetahui bahwa saya miskin dan tidak punya apa-apa. saya ingin meraka menghormati saya" ujar Ibrahim kepada Dosennya. Dosen tersebut sontak kaget dan menanyakan lebih lanjut. Ibrahim kemudian menceritakan tentang kehidupan nya yang sulit. Ia harus berkerja demi membantu Ayahnya yang sudah tua dan memenuhi makan untuk sehari-harinya.

Dari kisah Ibrahim ini mengajarkan kita bahwa penampilan dan kata-kata tidak selalu mencerminkan keadaan sebenarnya. kita harus lebih bijak lagi dalam menilai orang lain dan tidak terlalu cepat menghakimi. " Jangan pernah menilai seseorang dari penampilan dan kata-katanya. Karena dibalik itu semua ada kisah yang tidak kita duga terhadap orang tersebut" kata Ibrahim dengan senyuman tipisnya.

Dari kisah ini mengingatkan kita akan pentingnya empati dan pengertian. Mari kita lebih bijak dalam menilai seseorang dan tidak terlalu cepat menghakimi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun