Mohon tunggu...
Abdul Qodir Zaelani
Abdul Qodir Zaelani Mohon Tunggu... -

Pengamat Pendidikan, Sosial dan Keagamaan (Dosen Luar Biasa IAIN Raden Intan Lampung)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Melepas Jeratan Andilau

9 Agustus 2012   07:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:02 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Hidup di dunia ini tidaklah semudah apa yang kita bayangkan. Hidup ini perlu diperjuangkan dengan sekuat tenaga sehingga terkadang tetesan keringat, air mata, bahkan cucuran darah mengalir membasahi raga. Kerasnya hidup mesti kita jalani dan lalui.

Ada banyak kisah hidup heroik seseorang dalam menghadapi derasnya beban kehidupan. Dibalik heroiknya,kejayaan hidup telah diraih. Namun disisi lain, ada banyak kisah tragis bagi mereka yang lemah mental dalam menghadapi guncangan jiwa, lari ke jeratan terlarang seperti terjerembab ke barang-barang haram seperti narkotika, terjun ke lembah-lembah hitam seperti menjadi pemuas nafsu di tempat remang-remang dan lokalisasi, atau bahkan mengakhiri hidup dengan menenggak racun serangga. Inilah kenyataan hidup.

Ada banyak buku dan artikel telah mengulas masalah dinamika kehidupan, bahkan teori-teori tentang tip-tip keluar dari luka psikis dan fisik telah mewarnai berbagai perpustakaan dan toko buku. Langkah-langkah mengenai mengobati luka batin telah banyak diperbincangkan. Dan ternyata, buku-buku ini laris di pasaran. Hal ini wajar, sebab kegalauan hidup kerap hadir mewarnai perjalanan umat manusia. Maka tidak mengherankan, iklan tentang kegalauan banyak kita saksikan di layar kaca.

Sebenarnya, tip yang paling mujarab untuk keluar dari jeratan andilaw (antara dilema dan galau) adalah kembali kepada agama. Agama merupakan tempat untuk keluar dari permasalahan hidup. Sesuai dengan maknanya a berarti tidak dan gama berarti hancur, telah menjadi semacam pegangan agar manusia tlidak hancur dalam menjalani kehidupan.

Back to Religion

Dalam konteks agama Islam, ada beberapa cara agar bisa keluar dari permasalahan hidup. Paling tidak, Islam telah memberikan arahan, agar manusia tidak galau dan cemas dalam mengarungi kehidupan. Sebab secara manusiawi, sifat galau dan cemas merupakan bagian dari karakteristik manusia. Cara pertama dalam menghilangkan kegalauan hidup adalah, Pertama: mengingat kepada Tuhan. Dengan mengingat kepada Tuhan maka hati kita akan semakin tenang, tenteram dan damai. Karena Tuhanlah tempat kita mengadu dan berkeluh kesah. Bila Tuhan telah sirna dalam diri kita, kemana lagi tempat kita bersandar?.

Karenanya, dalam Islam telah mengajarkan kepada umatnya untuk mengingat-Nya, sebagaimana dalam firman-Nya, “Ingatlah, dengan berzikir (mengingat) Allah, maka hati kita akan menjadi tenang”. Berzikir (mengingat) kepada Tuhan, bisa melalui dua jalan –sebagaimana dalam kitab Tanwirul Qulub fi Muamalati Allamil Ghuyub karya Muhammad Amin al-Karbi-yakni dengan mengingat Tuhan hanya dengan hati dan kedua dengan suara (dengan lafaz yang tersusun berupa suara dan huruf). Ada banyak lafal kalimat-kalimat thayyibah (kalimat yang baik) yang disematkan kepada Tuhan seperti kalimat Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, dan kalimat thayyibah lainnya.

Ada satu lafal yang mana bila manusia melafalkannya, maka akan terbebas dari kegalauan, kegelisahan, kecemasan dan dilema yakni mengucapkan istighfar (astaghfirullah al-adzim/aku memohon ampun kepada Allah yang maha Agung), sebagaimana dalam hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam kitab Muznad dan Imam Hakim dalam kitab Al-Mustadrak, “Man lazamal istighfat, ja’allahu min kulli doyyiqin makhraja, wamin kulli hammin faraja, wa razaqahu min haitsu la yahtasib”, yang berarti “Barangsiapa yang membiasakan (menkontinyukan) istighfar maka Allah menjadikan setiap kesempitannya ada jalan keluar, dan setiap kesedihan ada peluang (kabar gembira), dan Allah akan memberikan rizki kepadanya dari arah yang tidak dikira-kira”. Ini baru satu contoh efek dari kita berzikir.

Langkah kedua agar kita bisa keluar dari kegalauan adalah bersyukur atas apapun nikmat yang Allah berikan kepada kita. Setiap masalah yang menghinggap kepada kita merupakan anugerah Tuhan yang diberikan kepada kita agar kita menjadi pribadi yang kuat dan tegar. Masalah yang diberikan Tuhan merupakan pelajaran agar kita menjadi pribadi yang dewasa dan bijaksana. Semakin berat cobaan Tuhan yang diberikan kepada kita, dan kita mampu menghadapinya, maka semakin kuat, tegar, bijak dan dewasa kita dalammenyikapi setiap permasalahan. Jadi, dibalik kegalauan pasti ada jalan keluarnya sebagaimana dalam firman-Nya, ‘Sesungguhnya dibalik kesulitan pasti ada kemudahan, dibalik kesulitan pasti ada kemudahan”. Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun