Mohon tunggu...
abdul muthalib hasyim
abdul muthalib hasyim Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

mahasiswa STAIN sorong jurusan tarbiyah angkatan tahun 2011

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Seputar Kata Almasih

23 Desember 2013   16:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:34 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Al- masih sebagai kata berasaldari kata masaha, yang artinya mengusap. Dari kata ini, akan ditemui banyak kata turunannya.

Pada kamus lisan al-arab disebutkan, orang yang banyak mengembara disebut al-masih karena dia mengusap (menyapu) permukaan bumi. Nabi isa disebut Al-masih, karena beliau termasuk manusia yang banyak mengembar, melakukan perjalannan jauh dan tidak menetap di satu tempat.

Dalam keterangan yang lain, nabi isa disebut almasih karena beliau mengusap orang sakit dengan tangannya kemudian orang itu sembuh. Dalam lisanularab dinyatakan, ‘dan dikatakan isa as dinamai demikian lantaran ia dengan tangannya mengusap orang yang sakit, buta sejak lahir penderita kusta, yang kemudian sembuh dengan izin allah.”

Di dalm al-qur’an, kata al-masih disebutkan sebanyak 11 kali, yang kesemuanya tertuju kepada nabi isa as. dalam qs. ali Imran: 45, menurut jumhur mufassirin, kata al-masih adalah laqab (julukan) bagi nabi isa, sedangkan ibn Maryam adalah kunyah-nya tak berayah sehingga dinisbahkan nasabnya kepada ibunya, sayyidah Maryam. adapun nama aslisnya adalah isa saja. Dengan demikian al-masih ibn Maryam telah menjadi satu sebutan yang tak terpisahkan.

Sebagaimana yang dijelaskan ash-shawi dalam kitab hasyiyah tafsir jalalain, nabi isa as dijuluki almasih lantaran Allah ta’ala menganugerahinya dengan mukjizat berupa kemampuan mengobati orang yang sakit dengan sapuan tangannya. Pendapat lain mengatakan, ia diutus untuk ‘menyapu’ atau berjalan (yamsahu) di atas bumi kelak di masa menjelang kiamat untuk memberi petunjuk bagi umat manusia untuk kembali ke jalan lurus yang telah diajarkan oleh nabi Muhammad SAW. Pendapat lainnya mengatakan, usapan tangaannya mengandung keberkahan (mamsuh bil barakah) sehingga tidak ada yang kelaparan bila diusapnya. Pendapat lainnya lagi menyatakan, dinamakan demikian lantaran nabi isa banyak melakukan pengembaraan (katsiru siyahah), sebagaimana disebutkan dalam kitab al-mu’jamal watsit.

Pada bagian pendapat lainnya di kalangan mufassirin, kata almaasih berasal dari kata ibrani yang diarabkan, masyikha, yang artinya ialah yang diurapi dengan minyak. Kata masyikha ini kemudian diberikan kepada raja-raja yang dinobatkan sebagai gelar kemulian. Sebab, menurut kepercyaan bani israil dulu, raja yang dinobaatkan akan terlebih dahulu diurapi (diperciki) badannya dengan minyak suci oleh para rahibnya.

Masih menurut kepercayaan bani israil, setelah raja-raja mereka yang besar seperti daud dan sulaiman (keduanya nabi yang diutus Allah kepada bani israil), suatu saat akan datang masihkha (almasih) lainnya yang akan menjadi raja besar bagi mereka. Tetapi ketika nabi isa as lahir dan bergelar almasih, mereka malah tidak mempercayai seruan kepemimpinannya, bahkan memusuhinya. Sampai-sampai mereka fitnahkan isa kepada penguasa kerajaan romawi yang menguasai Jerusalem kala itu supaya dibunuh oleh sebab itu, sampai saat inipun orang-orng yahudi masih menunggu kedatangan masikha mereka, yang dianggapnya belum dating. Nama isa sendiri berasal dari bahasa ibrani yang diarabkan, yasyu’. Sedangkan sebahagiaan mufassirin berpendapat, kata isa berasal dari kata al’Iys, yang maknanya putih merona kemerah-merahan, lantaran paras nabi isa yang demikian itu adanya.

Al-MasihDajjal

Ada dua makhluk yang bergelar Al-masih, yakni nabi isa as dan dajjal. Keduanya, beserta balatentaranya, akan saling bertemu di akhir zaman dan kelak nabi isa as akan membunuh dajjal. karna itu, terdapat ungkapan dalam kitab al-misbah al-munir, “innal masiha yaqtulul masiha”, yang artinya, “sesungguhnya al-masih (nabi isa as) membunuh al-masih (dajjal).”

Ibnu atshir dalam jami’al-ushul mengatakan, “dajjal disebut al-masih karna salah satu matanya terhapus. Al-masih yakni orang yang salah satu sisi wajahnya mamsuh (terhapus), tidak ada matanya dan tidak ada alisnya.” pendapat lainnya mengatakan, dinamakan demikian karena kelak dajjal akan berjalan mengembara (yamsahu) di muka bumi untuk menyesatkan manusia sebelum kiamat tiba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun