Pandemi covid 19 melanda Indonesia pada awal tahun 2020, awal kemunculan virus covid 19 yang sempat jadi lelucon pejabat negeri ini ternyata mampu meluluh lantahkan hampir segala sector, baik sector ekonomi, keuangan, pariwisata sampai sektor pendidikan.
Sudah dua tahun suasana pandemi melanda Indonesia meski belum sepenuhnya usai, masyarakat sudah mulai bangkit dari keterpurukan akibat virus Covid 19 ini. Banyak kebiasaan-kebiasaan baru yang harus kita adaptasi demi hidup di masa pandemi, seperti  memanfaatkan teknologi dalam melakukan aktifitas agar sektor ekonomi tetap bisa berjalan di masa pandemi, bagi sektor ekonomi dan keuangan masa pandemi mengakibatkan lonjakan masa dalam pemanfaatan teknologi sehingga ada nilai positif dalam pengunaan teknologi pada suasana pandemi. Namun bagaimana dunia pendidikan?
Sektor pendidikan di masa pandemi mejadi ujian terberat, bagaimana tidak di saat pemerintah masih sibuk tentang ketidak merataan pendidikan beberapa wilayah pandemi bak mimpi buruk bagi dunia pendidikan.
Sektor pendidikan menjadi perhatian penting pemerintah pada saat masa pandemi, pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan demi keberlangsungan sektor pendidikan dengan melakukan pembelajaran memanfaatkan teknologi yang biasa di sebut sekolah daring. Namun program tersebut terdapat berbagai masalah karena infrastuktur teknologi di daerah-daerah masih kurang memadahi sehingga menghambat pembelajaran yang diberikan oleh guru seperti masalah ketersediaan laptop atau ponsel serta jaringan.
Di samping masalah infastuktur jaringan ada masalah yang tak kalah penting yaitu salah satunya sulitnya siswa memahami pelajaran, karena ada jarak antara anak didik dan juga pengajar membuat para guru sangat sulit berkomunikasi dengan siswa. tidak hanya itu anak - anak juga cenderung malas belajar dikarenakan guru serta orangtua tidak dapat mengawasi dengan baik. banyak siswa yang hanya masuk ke aplikasi belajar namun tidak belajar dengan benar, mereka membuka aplikasi belajar itu hanya agar tidak absen di catatan guru mereka, hal ini tidak hanya terjadi pada siswa anak - anak di jenjang sekolah dasar hal ini juga terjadi pada siswa remaja SMP dan SMA hingga mahasiswa.
 Teknologi ternyata  juga tidak dapat menggantikan peran guru, dosen, dan interaksi belajar antara pelajar dan pengajar sebab edukasi bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan tetapi juga tentang nilai, kerja sama, serta kompetensi. Situasi pandemi ini menjadi tantangan tersendiri dimana kreativitas setiap individu dalam menggunakan teknologi untuk mengembangkan dunia pendidikan berbeda-beda. orang tua juga khawatir terhadap anak-anak yang dibawah umur dapat mengakses hal-hal yang tidak baik dari ponselnya mengingat orang tua juga tidak dapat memantau anak setiap saat.
Penulis:
 Abdul Muntiqom Ms
 Mahasisawa Fakultas Hukum Unisula
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H