Mohon tunggu...
Abdul Munir
Abdul Munir Mohon Tunggu... Guru - Guru

• Lahir di sebuah desa yang terletak lereng gunung prau. Desa tersebut berada di wilayah kabupaten Kendal. Daerah yang terkenal dengan sebutan Desa Wisata Curug Jeglong. Munir kecil hidup diantara orang tua yang berprofesi sebagai guru. Guru jaman OLD. Dengan segala kekurangannya, namun tetap dan terus mensyukuri dan menyemangati anak-anaknya untuk berpendidikan tinggi. Dengan mottonya Belajar Tanpa Henti, Sukses Menanti. "Berani ambil risiko, bermimpi besar, dan berharap besar." "Dengan pendidikan kamu bisa mengubah dunia." "Hiduplah seakan kamu mati besok, belajarlah seakan kamu hidup selamanya." Benarlah adanya. Kami, anak-anak guru Madrasah Ibtidaiyah di sebuah desa kecil tersebut mampu melanjutkan sekolah sampai lulus Sarjana. Mimpi orangtua terkabul. Hobi membaca dan menulis menjadi sebuah kegiatan yang selalu memhadirkan CANDU. Menekuninya menghadirkan kegembiraan tersendiri. Semoga menjadikan amal dan manfaat bagi banyak orang. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membangkitkan Semangat Warisan Budaya: Memperkenalkan Permainan Tradisional Engklek kepada Anak Sekolah

18 November 2023   13:00 Diperbarui: 18 November 2023   15:25 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan kecanggihan permainan modern, penting bagi kita untuk tidak melupakan keindahan dan keunikkan permainan tradisional. Salah satu permainan yang sarat dengan nilai-nilai budaya adalah Engklek. Dalam upaya untuk memperkenalkan dan mempromosikan warisan budaya ini kepada generasi muda, kami mengadakan kegiatan khusus di sekolah kami.

Belakangan ini anak-anak yang tidak mengenal atau tidak terlibat dalam permainan tradisional, termasuk engklek, semakin meningkat. Berbagai faktor, seperti perkembangan teknologi dan perubahan gaya hidup, dapat mempengaruhi tren ini.

Membudayakan permainan tradisional di sekolah dasar merupakan langkah positif untuk mengurangi ketergantungan siswa pada teknologi, seperti gawai. Permainan tradisional tidak hanya menyediakan hiburan, tetapi juga membantu dalam pengembangan berbagai keterampilan, seperti fisik, sosial, dan kognitif.

Mengapa Engklek?

Permainan Engklek bukan hanya sekedar hiburan, tetapi juga merupakan sarana yang efektif untuk memperkenalkan anak-anak pada nilai-nilai tradisional dan membangun keterampilan sosial mereka. Dalam permainan ini, anak-anak belajar bekerja sama, berkomunikasi, dan menghargai keberagaman. Selain itu, Engklek juga dapat diintegrasikan dengan kurikulum sekolah, membuka pintu untuk pembelajaran lintas mata pelajaran.

  • Persiapan Kegiatan

Sebelum kegiatan dimulai, kami melakukan persiapan dengan seksama. Area bermain ditandai dengan kotak-kotak menggunakan cat atau kapur, dan setiap anak diberikan pensil untuk membuat pola di dalam kotak. Guru belajar secara mendalam tentang cara bermain Engklek sehingga mereka dapat membimbing anak-anak dengan baik.

  • Pengenalan kepada Anak-Anak

Pada hari kegiatan, kami mengadakan pertemuan kelas khusus untuk memperkenalkan Engklek kepada anak-anak. Kami membahas sejarah permainan ini, membagikan cerita tentang bagaimana permainan ini dimainkan oleh generasi sebelumnya, dan menyoroti nilai-nilai positif yang dapat dipelajari dari Engklek.

  • Demonstrasi dan Partisipasi Aktif

Setelah perkenalan, kami melakukan praktis tentang cara bermain Engklek. Anak-anak antusias mencoba sendiri, dengan bimbingan dari guru. Pada tahap ini, semangat keceriaan dan persaingan sehat mulai kegiatan mewarnai.

  • Kompetisi Mini dan Penghargaan

Untuk meningkatkan semangat partisipasi, kami mengadakan kompetisi mini antar kelompok. Anak-anak dengan keterampilan Engklek yang paling unggul diberikan penghargaan kecil sebagai bentuk penghargaan atas usaha mereka. Hal ini tidak hanya meningkatkan semangat kompetisi, tetapi juga memotivasi anak-anak untuk belajar lebih banyak.

  • Umpan Balik dan Evaluasi

Setelah kegiatan selesai, kami mengadakan sesi umpan balik di mana anak-anak dapat berbagi pengalaman mereka. Kami juga mendapatkan umpan balik dari guru untuk memicu keberhasilan kegiatan ini. Masukan ini sangat berharga untuk memperbaiki dan meningkatkan kegiatan serupa di masa mendatang.

  • Menjaga Tradisi Hidup

Melalui kegiatan ini, kami berharap telah berhasil memicu minat anak-anak terhadap permainan tradisional dan mendorong mereka untuk menjaga warisan budaya yang berharga ini. Memperkenalkan Engklek kepada anak-anak bukan hanya tentang bermain, tetapi juga tentang membuka pintu menuju pengetahuan, kebersamaan, dan rasa bangga terhadap warisan nenek moyang kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun