Mohon tunggu...
Abdul Munawar
Abdul Munawar Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Motivator, Enterpreneur, Konten Kreator, Penulis

email : abdulmunawar950gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Secangkir Kopi : Punya Harta Sedikit Syukuri, Punya Ilmu Sedikit Diamalkan

27 Desember 2024   21:50 Diperbarui: 27 Desember 2024   21:50 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Punya harta sedikit syukuri. Punya ilmu sedikit diamalkan.

Pesan ini mengingatkan kita bahwa hidup bukan soal jumlah, melainkan kualitas. Harta yang sedikit tetapi berkah akan cukup memenuhi kebutuhan, memberi ketenangan, dan menjauhkan kita dari kelalaian. Begitu pula ilmu yang sederhana, jika diamalkan dengan ikhlas, mampu membawa manfaat besar bagi orang lain.

Di tengah godaan zaman yang serba instan, kita sering lupa bahwa keberkahan hadir melalui proses, bukan hasil yang tergesa-gesa. Sedikit tak mengapa, asalkan membawa manfaat dan mendekatkan kita pada Allah. Sebab, yang benar-benar bernilai bukan seberapa banyak yang kita miliki, tetapi seberapa besar keberkahan yang ada di dalamnya. Rasulullah ﷺ bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ


 "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain." (HR. Ahmad)

Contoh sederhana bisa kita lihat pada seorang guru di desa kecil yang hanya memiliki sedikit buku dan keterbatasan fasilitas. Namun, dengan ketulusan dan semangat yang dimilikinya, ia tetap mengajar dan membagikan ilmu kepada murid-muridnya. Meski tampak kecil, ilmu yang ia tanamkan perlahan mengubah masa depan murid-muridnya.

Seperti air yang menetes dari genting, meskipun sedikit demi sedikit, jika terus menerus akan membentuk aliran. Ilmu yang diamalkan dan harta yang disedekahkan, meskipun tampak kecil, akan menjadi ladang pahala yang mengalir tanpa henti.

Allah ﷻ berfirman:


 مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنبُلَةٍۢ مِّا۟ئَةُ حَبَّةٍۢ ۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ

"Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir terdapat seratus biji. Dan Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya lagi Maha Mengetahui"). (QS. Al-Baqarah: 261)

Kesimpulannya, keberkahan dalam hidup tidak diukur dari seberapa banyak yang kita miliki, tetapi dari manfaat dan ketulusan yang kita hadirkan dalam setiap amal. Harta yang sedikit namun disyukuri dan ilmu yang sederhana namun diamalkan akan membawa keberkahan yang meluas. Setiap kebaikan, sekecil apapun, jika dilakukan dengan ikhlas akan menjadi ladang pahala yang terus mengalir. Mari terus mensyukuri dan mengamalkan apa yang kita miliki, karena keberkahan sejati hadir bukan dari jumlah yang banyak, melainkan dari ketulusan yang ada di dalam hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun