Mohon tunggu...
Abdul Munawar
Abdul Munawar Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Motivator, Enterpreneur, Konten Kreator, Penulis

email : abdulmunawar950gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Secangkir Kopi, "Mengapa Syukur Lebih Penting daripada Harta Benda?"

31 Agustus 2024   09:38 Diperbarui: 31 Agustus 2024   11:24 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keluarga Sederhana Bahagia

Menemukan Makna Hidup: Haruskah Dikejar atau Diterima?

Pepatah sunda bilang “Sing Bisa Ngamaknaan Hirup, Ulah Neangan Makna Hirup”?

Petuah orang tua sering kali sarat akan kebijaksanaan yang mendalam, dan salah satu yang cukup dikenal dalam masyarakat Sunda adalah “Sing bisa ngamaknaan hirup, ulah neangan makna hirup.” Apa sebenarnya makna dari ungkapan ini? Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali terjebak dalam pencarian makna hidup. Pertanyaannya, apakah hidup ini harus selalu kita cari maknanya, ataukah cukup dengan menjalani dan mensyukurinya? 

Apakah Pencarian Makna Hidup Membuat Kita Lebih Bahagia?

Banyak orang merasa bahwa hidup mereka akan lebih bermakna jika mereka berhasil menemukan tujuan besar, atau mendapatkan apa yang mereka anggap bisa membawa kebahagiaan. Namun, apakah benar demikian? Sering kali, pencarian makna hidup yang terlalu berlebihan justru membuat kita kehilangan nikmat yang sudah ada. Dalam upaya mencari makna hidup, kita bisa saja melewatkan kebahagiaan yang sebenarnya sudah ada di depan mata yang sudah Allah hadirkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Bagaimana Syukur Membawa Kedamaian dalam Hidup?

Allah SWT mengingatkan kita dalam Al-Qur'an tentang pentingnya rasa syukur:

لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

 "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. Ibrahim: 7)

Apakah kita sudah benar-benar bersyukur atas apa yang kita miliki? Dengan mensyukuri apa yang ada, kehidupan akan terasa lebih ringan dan damai. Sebaliknya, jika kita selalu merasa kurang dan terus mencari apa yang belum ada, kita akan merasa terbebani dan tidak pernah puas.

Pandangan Rasulullah SAW tentang Rasa Syukur dan Kepuasan: Apa yang Bisa Kita Pelajari?

Mengapa Kita Disarankan Melihat Orang yang Lebih Sulit Keadaannya?

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW memberikan panduan yang sederhana namun penuh hikmah tentang bagaimana kita seharusnya melihat kehidupan:

اُنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ

 "Lihatlah orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena hal itu lebih layak agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepada kalian."  (HR. Muslim)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun