Oleh : Abdul Munawar *
Mengapa Keikhlasan Itu Penting?
Ibadah bukan hanya tentang melaksanakan amalan wajib seperti shalat lima waktu. Lebih dari itu, keikhlasan dalam setiap tindakan kita adalah kunci diterimanya amal di sisi Allah SWT. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa amalan wajib dan sunnah keduanya adalah semata perintah yang sama-sama penting dalam mendekatkan diri kepada Allah. Bahkan kalau kita cermati amalan sunnah lebih banyak ragamnya daripada amalan Fardlu. Orang yang hatinya sudah terpaut cinta pada Allah serta berharap rahmat-Nya tentu amalan-amalan sunnah sekalipun akan dipeliharanya untuk lebih menjaga kelalaian amalan-amalan wajib.
Pentingnya Kualitas dalam Ibadah : Kuncinya Ikhlas dalam beramal
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an bahwa keikhlasan dalam beribadah adalah inti dari agama yang lurus:
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
"Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus." (QS. Al-Bayyinah: 5)
Rasulullah SAW menegaskan bahwa Allah mencintai hamba-Nya yang terus-menerus mendekatkan diri melalui amalan sunnah setelah melaksanakan yang wajib. Dalam sebuah hadis qudsi, Allah berfirman:
وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ
"Dan hamba-Ku tidak mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada apa yang Aku wajibkan kepadanya. Dan hamba-Ku terus-menerus mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah (nawafil) hingga Aku mencintainya" (HR. Bukhari no. 6502)
Amalan Kecil Berdampak Besar: Rahmat yang Tak Terduga
Kisah Inspiratif: Pembunuh 100 Jiwa
Seorang laki-laki yang telah membunuh 100 jiwa, namun karena ia benar-benar ingin bertaubat, menyesali apa yang telah diperbuat sehingga ia mendapatkan ampunan dari Allah SWT (HR. Bukhari no. 3470 dan Muslim no. 2766). Kisah ini menunjukkan bahwa tidak ada keburukan untuk tidak diampuni selama ada kesungguhan dalam bertaubat serta patuh dalam menjalankan syari'at.
Kisah Wanita dan Seekor Anjing : Kepedulian terhadap makhluk ciptaan Allah
Contoh lain adalah wanita pezina yang diampuni Allah karena memberi minum seekor anjing kehausan. Rasulullah SAW bersabda:
“Seorang wanita pezina melihat seekor anjing yang kehausan berputar-putar di sekitar sebuah sumur, hampir mati karena kehausan. Lalu wanita itu melepas sepatunya dan mengambil air dari sumur tersebut untuk diberikan kepada anjing itu. Karena perbuatannya itu, Allah mengampuni dosa-dosanya.” (HR. Muslim no. 2245)