Mohon tunggu...
Abdul Munawar
Abdul Munawar Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Motivator, Enterpreneur, Konten Kreator, Penulis

email : abdulmunawar950gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Secangkir Kopi: Bersihkan Karat di Hati, Bisakah?

24 Agustus 2024   11:51 Diperbarui: 24 Agustus 2024   12:46 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Abdul Munawar *

Kita sering mendengar ungkapan bahwa hati manusia seperti cermin. Cermin ini, jika tidak dijaga kebersihannya, akan tertutupi karat yang membuatnya kehilangan kemampuan untuk memantulkan cahaya. Imam Al-Ghazali, seorang ulama besar, mengingatkan kita bahwa hati manusia juga bisa "berkarat" jika tidak dirawat dengan baik. Tapi, bagaimana cara kita membersihkan "karat" yang mengotori hati ini?

Hati yang Berkarat: Apa Kata Al-Qur'an dan Hadis?

Rasulullah pernah mengatakan bahwa hati manusia bisa berkarat seperti besi. Dalam sebuah hadis, beliau bersabda:

إِنَّ هَذِهِ الْقُلُوبَ تَصْدَأُ كَمَا يَصْدَأُ الْحَدِيدُ

“Sesungguhnya hati itu berkarat sebagaimana besi berkarat”. 

Ketika para sahabat bertanya bagaimana cara membersihkannya, Rasulullah menjawab:

بِذِكْرِ المَوْتِ وَتِلَاوَةِ القُرْآنِ

"Dengan mengingat kematian dan membaca Al-Qur'an."

Dari sini, kita tahu bahwa 'karat' di hati bisa hilang jika kita sering mengingat kematian dan rutin membaca Al-Qur'an. Mengingat kematian bukan berarti hidup dalam ketakutan, melainkan sebagai pengingat bahwa waktu kita di dunia terbatas. Dengan begitu, kita jadi lebih bijak dalam menentukan prioritas hidup.

Tantangan di Era Digital: Media Sosial dan Karat Hati

Di zaman serba digital ini, kita sering terjebak dalam dunia maya, terutama media sosial. Media sosial ibarat pisau bermata dua di satu sisi memberikan manfaat, namun di sisi lain bisa menjadi sumber penyakit hati. Kita sering iri dengan kehidupan "sempurna" orang lain yang dipamerkan di Instagram, atau malah sibuk pamer demi mencari pengakuan. Hal ini secara perlahan bisa membuat hati kita tertutup oleh "karat".

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat meningkatkan risiko depresi dan kecemasan. Ini merupakan bentuk lain dari 'karat hati' yang merusak kedamaian batin kita. Oleh karena itu, penting sekali untuk mulai menyeimbangkan penggunaan teknologi dengan aktivitas spiritual yang bisa membersihkan hati kita kembali.

Cara Mudah Membersihkan Karat di Hati: Terapkan Ajaran Qur'ani

Agar hati tetap bersih dan tenang, Al-Qur'an telah memberikan panduan yang jelas. Allah SWT berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِّنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا فَإِذَا هُمْ مُّبْصِرُونَ 

"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa, apabila mereka diganggu oleh bisikan setan, mereka segera mengingat Allah, maka seketika itu juga mereka melihat kebenaran." (Q.S. Al-A'raf: 201)

Ayat ini mengajarkan bahwa dengan mengingat Allah, kita dapat mengalahkan bisikan-bisikan negatif yang sering kali mengotori hati. Menjaga kebersihan hati memerlukan usaha terus-menerus, seperti rutin membaca Al-Qur'an, berdzikir, dan mengikuti kajian agama yang dapat memperkuat iman.

Praktik Langsung: Tips Sederhana Membersihkan Hati

Jika kamu merasa hati mulai "berkarat", coba terapkan beberapa tips ini:

  • Baca Al-Qur'an Setiap Hari: Jadwalkan waktu khusus untuk membaca Al-Qur'an setiap hari. Selain mendapatkan pahala, ini juga bisa menjadi 'sabun' bagi hati yang mulai kotor.

  • Dzikir Harian: Jangan lupa untuk berdzikir setiap pagi. Dzikir berjamaah ini bisa menjadi benteng pelindung bagi hati dari segala "karat" yang mencoba menempel.

  • Cek Hati: Lakukan introspeksi diri secara rutin. Tanyakan pada diri sendiri, "Apa yang perlu diperbaiki dalam hati ini?" dan buat komitmen untuk berubah.

  • Kurangi Main Sosmed: Batasi waktu scrolling di media sosial dan fokus pada aktivitas yang lebih positif, seperti membaca buku atau mengikuti kajian. Dijamin hati akan terasa lebih adem.

  • Syukuri Apa yang Ada: Biasakan untuk selalu bersyukur dan jangan mudah tergoda untuk pamer. Kesederhanaan akan membuat hati lebih tenang dan bahagia.

Yuk, Jaga Hati Agar Tetap Bening!

Seperti cermin yang harus sering dibersihkan dari debu dan karat, hati kita juga perlu dijaga dari berbagai penyakit hati. Bagaimana caranya? Dengan sering mengingat kematian, membaca Al-Qur'an, dan berdzikir. Memang tantangan menjaga hati tetap bersih semakin besar, terutama di era digital ini. Namun, dengan niat yang kuat dan langkah-langkah kecil yang konsisten, kita pasti bisa melakukannya.

Mari mulai sekarang dengan lebih banyak bersyukur dan mengurangi iri di media sosial. Insya Allah, hati kita akan tetap bening dan jiwa kita pun akan merasa lebih tenang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun