Mohon tunggu...
Abdul Munawar
Abdul Munawar Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Motivator, Enterpreneur, Konten Kreator, Penulis

email : abdulmunawar950gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Secangkir Kopi: Berani Keluar dari Zona Nyaman Ala Rasulullah "Menuju Perubahan Lebih Besar"

21 Agustus 2024   09:18 Diperbarui: 21 Agustus 2024   10:43 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap orang pasti pernah merasakan kenyamanan dalam rutinitas sehari-hari. Kita terbiasa dengan lingkungan yang familiar, pekerjaan yang sama setiap hari, dan aktivitas yang tidak memerlukan banyak usaha ekstra. Namun, ada kalanya untuk mencapai sesuatu yang lebih besar dan bermakna, kita harus berani melangkah keluar dari zona nyaman tersebut. Dalam hal ini, Nabi Muhammad SAW adalah teladan utama yang menunjukkan keberanian luar biasa untuk keluar dari zona nyaman, menghadapi tantangan besar, dan membawa perubahan yang signifikan. Berikut perjalanannya;

1. Menyendiri di Gua Hira: Mencari Makna Hidup

Sebelum menerima wahyu pertama, Nabi Muhammad SAW sering menyendiri di Gua Hira untuk merenung dan beribadah. Bayangkan, beliau meninggalkan kesibukan sehari-hari dan kenyamanan rumahnya untuk merenungkan makna hidup. Ini bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual yang mendalam.

Jika kita refleksikan ke zaman sekarang, langkah Nabi ini mirip dengan seseorang yang memutuskan untuk mengambil cuti panjang dari pekerjaan yang nyaman dan mapan untuk menemukan kembali tujuan hidupnya. Misalnya, seorang eksekutif sukses yang tiba-tiba merasa hampa dan memutuskan untuk berkeliling dunia, bertemu dengan berbagai orang dan budaya, mencari makna di balik semua pencapaian materinya.

2. Menerima Wahyu Pertama: Menghadapi Ketakutan Terbesar

Ketika Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama dari Malaikat Jibril, beliau mengalami ketakutan dan kegelisahan yang sangat mendalam. Namun, dengan dukungan Siti Khadijah RA, beliau berhasil mengatasi ketakutan tersebut dan menerima tugas besar sebagai utusan Allah.

Di dunia modern, kita bisa membandingkan ini dengan momen ketika seseorang mendapat tanggung jawab besar yang tiba-tiba, seperti diangkat menjadi pemimpin tim di perusahaan besar tanpa peringatan sebelumnya. Rasa takut dan ketidakpastian pasti muncul, tetapi dengan dukungan dari keluarga dan teman-teman, kita bisa menghadapinya dengan tenang dan menjalankan tugas tersebut dengan penuh keyakinan.

3. Menyampaikan Dakwah Secara Terbuka: Berani Menghadapi Penolakan

Nabi Muhammad SAW awalnya menyampaikan dakwah secara diam-diam, tetapi kemudian diperintahkan untuk berdakwah secara terbuka, meskipun beliau tahu akan ada banyak penolakan, cemoohan, dan ancaman. Ini adalah langkah besar keluar dari zona nyaman, memilih untuk mengedepankan kebenaran di hadapan banyak tantangan.

Contoh modern dari keberanian ini adalah seseorang yang memutuskan untuk berbicara tentang isu-isu sosial yang kontroversial di media sosial, meskipun tahu akan menghadapi banyak kritik dan bahkan mungkin kehilangan teman. Namun, dengan keyakinan kuat bahwa apa yang mereka perjuangkan adalah benar, mereka tetap maju dan bersuara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun