Mohon tunggu...
Abdul Munawar
Abdul Munawar Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Motivator, Enterpreneur, Konten Kreator, Penulis

email : abdulmunawar950gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Secangkir Kopi: Merawat Iman Seperti Merawat Tanaman Sebagai Jalan Menuju Husnul Khotimah

20 Agustus 2024   09:15 Diperbarui: 20 Agustus 2024   17:14 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang pekebun merawat tanaman/dokpri

Merawat iman memang tidak berbeda dengan merawat tanaman. Jika tanaman tidak disiram, lama-kelamaan ia akan layu, kering, dan akhirnya mati. Begitu juga dengan iman, jika tidak dijaga dan dipelihara, ia bisa melemah dan perlahan-lahan menghilang dari hati. Tanaman perlu dipupuk dan dijaga dari hama dan rumput liar yang bisa menghambat pertumbuhannya. Demikian juga iman perlu dipupuk dengan ibadah dan ilmu, serta dijaga dari penyakit-penyakit hati yang bisa merusaknya.

Salah satu cara untuk merawat iman adalah dengan menghadiri majelis pengajian. Di majelis ini, kita mendapatkan ilmu dan nasihat yang bisa menguatkan hati kita. Ini seperti menyiram tanaman iman dengan air yang segar, membuatnya tumbuh subur dan kuat. Iman yang terawat dengan baik akan membuat seseorang lebih mudah untuk tetap teguh dalam ketaatan kepada Allah, hingga akhir hayat.

Setiap muslim tentu berharap bisa wafat dalam keadaan husnul khotimah, membawa iman dan Islam sebagai bekal menuju kehidupan akhirat. Allah SWT berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَ نْـتُمْ مُّسْلِمُوْن

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim." (QS. Ali 'Imran: 102) 

Namun, wafat dalam keadaan husnul khotimah bukanlah sesuatu yang bisa terjadi begitu saja tanpa usaha. Hati perlu senantiasa dibasahi dengan nasihat-nasihat agama, ilmu dari para ulama, dan zikir yang terus-menerus. Semua ini adalah cara agar keimanan dan ketakwaan dalam hati terus tumbuh subur. Majelis-majelis ilmu dan dzikir adalah tempat yang tepat untuk memperkuat iman, seperti ladang subur yang siap ditanami benih-benih kebaikan.

Contoh yang relevan sekarang ini dalam merawat iman bisa dilihat dalam keseharian kita. Misalnya, di era digital ini, begitu mudah kita terjerumus dalam hiburan yang melalaikan dan informasi yang menyesatkan. Alangkah baiknya Handphone digunakan untuk memilih mengikuti kajian online, mendengarkan ceramah dari para ustaz melalui media sosial, atau mengunduh aplikasi Quran dan hadits adalah bentuk usaha untuk menyiram tanaman iman kita di tengah gempuran arus informasi yang kadang tidak bermanfaat.

Selain itu, bergaul dengan orang-orang saleh, bergabung dengan komunitas pengajian, dan menjadikan dzikir sebagai rutinitas harian juga merupakan langkah-langkah konkret untuk menjaga keimanan. Ibaratnya, ini adalah usaha kita untuk mencabut rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman iman kita, agar iman tersebut bisa tumbuh tanpa hambatan dan tetap kuat hingga akhir hayat.

Maka, merawat iman adalah tanggung jawab setiap muslim. Iman harus terus dijaga, dipupuk, dan dilindungi, agar saat kita dipanggil Allah, kita bisa kembali kepada-Nya dengan membawa iman yang kokoh dan Islam yang sempurna. Semoga kita semua bisa wafat dalam keadaan husnul khotimah, membawa iman dan Islam sebagai bekal menuju surga-Nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun