Mohon tunggu...
abdul mukti
abdul mukti Mohon Tunggu... Dosen - dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

saya adalah peneliti dan penulis dibidang filsafat, pemikiran islam, politik dan sosial keagamaan. Aktif sebagai pembicara dan pengajar di berbagai kampus

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Karolin: Selalu Tampil Natural dan Dirindukan

31 Oktober 2024   00:24 Diperbarui: 31 Oktober 2024   00:29 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara teoritik, menjadi pemimpin selain suratan takdir, ia juga dibentuk dan diusahakan. Karena itu proses pemantasan melalui penggemblengan karir dalam berbagai macam dan bentuk organisasi menjadi wajib bagi mereka yang yang ditakdirkan sebagai pemimpin. Nama Karolin Margret Natasa yang biasa dipanggil Karol adalah sosok yang memenuhi syarat sebagai pemimpin.

Kini ia tengah berjibaku dalam proses pemantasan itu. Musim Pilkada tahun ini menjadi Medan untuk terus menguji kapasitas dan pengalamannya yang sudah melewati berbagai kompetisi politik. Hasil perjalanannya sejak tahun 2008 banyak membuahkan hasil. Diantaranya adalah menjadi anggota DPR RI dan Bupati Landak 2017-2022.

Jelang Pilkada bulan depan, ia tetap prima untuk mengunjungi perkampungan di Kabupaten Landak yang tidak mudah dijangkau karena Medan yang sulit. Tetapi semangat dan energinya yang selalu prim, ia selalu tampil natural dan dirindukan kedatangannya oleh warga. Inilah pemandangan yang bisa disaksikan di berbagai platform media sosial.

Meskipun kehadirannya sebagai kandidat Bupati yang memang unggul dalam banyak survei, antusias warga dalam berbagai forum dan tempat, selalu tampak genuin. Itu terlihat dari berbagai gambar yang tanpa editan. Gestur masyarakat yang tampak asli itu menandakan bahwa Karol memang diharapkan untuk melanjutkan kepemimpinan di Kabupaten Landak. Keinginan tersebut tidak hanya tergambar dalam survei tetapi tampak jelas dari kesaksian faktual dari masyarakat yang merasakan langsung.

Memang selalu ada narasi politik yang mengabarkan sebaliknya. Tetapi narasi itu mudah untuk dikonfirmasi oleh kenyataan. Dan satu satunya narasi politik yang baik adalah ketika ia tersambung dengan kenyataan. Karena itu, penerimaan masyarakat terhadap Karolin bukan semata karena sosoknya yang muda dan energik. Melainkan terutama karena faktor empirik yang tidak mudah dilawan dengan narasi apapun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun