Mohon tunggu...
abdul mukti
abdul mukti Mohon Tunggu... Dosen - dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

saya adalah peneliti dan penulis dibidang filsafat, pemikiran islam, politik dan sosial keagamaan. Aktif sebagai pembicara dan pengajar di berbagai kampus

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Ria Norsan, Bersama Sutarmidji atau Melaju Sendiri?

7 Juni 2024   22:16 Diperbarui: 8 Juni 2024   02:42 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Baju kaos berwarna putih bertuliskan "Bersama Lanjutkan" sempat viral usai dikenakan oleh mantan Gubernur-wakil Gubernur Sutarmidji dan Ria Norsan di warkop Aming jalan Veteran Pontianak (19/05). Keduanya duduk santai ditemani isterinya masing-masing. Keduanya, terutama Sutarmidji seolah hendak mengatakan, "kami masih kompak dan berniat melanjutkan memimpin Kalbar 2025- 2030".

Pasca publikasi berita itu, belum ada tanda-tanda yang menguatkan bahwa keduanya akan kembali melaju bersama. Gestur RN di warung kopi itu tidak seantusias Sutarmidji. Wajahnya datar dan tanpa komentar yang menunjukan dirinya yakin untuk mendampinginya. Kontras dengan "peristiwa warkop Aming", RN justru tampak sumringah dan antusias ketika dirinya menerima surat rekomendasi dari DPP PAN untuk maju sebagai gubernur (24/05). 

Gesturnya cukup antusias dan berbicara relatif lepas. Suasana senang itu dapat diduga karena dua alasan, pertama, rekomendasi PAN adalah sebagai calon gubernur yang tentu lebih tinggi dari sekedar calon wakil gubernur, kedua, rekomendasinya sesuai dengan Rapimda Partai Golkar yang memintanya sebagai calon gubernur di luar nama Maman Abdurahman (ketua DPD) dan Prabasa Anantatur (sekretaris DPD).

Modal Ria Norsan

Tahun 2018 tentu berbeda dengan tahun 2024. Dan ini yang lebih penting, dalam politik, momentum itu mahal harganya. Modal politik RN telah mengalami peningkatan seiring dengan berubahnya variabel politiknya. Setidaknya ada tiga faktor yang menguatkan posisi politik RN, pertama, dari sisi partai, RN relatif diuntungkan. Golkar adalah partai pemenang pilpres bersama Gerindra dan PAN. Partai ini juga menguasai kursi parlemen kedua setelah PDIP. 

Posisinya sebagai ketua dewan pertimbangan DPD partai cukup kuat. Kedua, RN memiliki pengalaman cukup di eksekutif baik sebagai bupati maupun wakil gubernur. Dan yang lebih penting, memiliki pengalaman "suka dan duka" mendampingi Sutarmidji selama lima tahun. 

Secara naluriah, jika pengalaman sukanya lebih banyak, ia akan antusias untuk melanjutkan bersamnya. Tetapi jika sebaliknya, pilihan untuk melaju sendiri jauh lebih rasional dan realistis. Pengalaman yang mana (suka dan duka) yang lebih dominan, hanya RN dan Tuhan yang tau. 

Ketiga, RN diduga memiliki modal logistik dan jaringan pemodal yang cukup dan memadai. Modal lain yang paling kuat dan menentukan adalah hasil survei. Jika tingkat keterpilihan RN antara 25-30 persen,  maka keputusan untuk melaju sendiri (tanpa Sutramidji) dengan calon wakil yang tepat akan menjadi momentum bagi RN. Antusiasme Sutarmidji untuk kembali mengajak RN bisa jadi didasari atas argumen di atas. 

Selain Sutarmidji belum menjadi identik dengan partai manapun, maka masuk akal jika Soetarmidji bersemangat memgajak RN untuk kembali mendampinginya. Pertanyaannya, apakah RN memiliki semangat yang sama untuk maju bersamanya? Jawabannya bisa diduga: "Belnda masih jauh"..Atau dalam bahasa diplomatik sekretaris DPD: "politik masih dinamis sambil menunggu hasil survei".

Menguji RN

Sekarang, dengan sisa waktu tiga bulan sebelum mendaftarkan ke KPU, publik masih menanti,.apakah RN akan melabuhkan dirinya mendamping Sutarmidji atau akan melaju sendiri sebagai cagub. Faktor yang paling menentukan diantaranya hasil survei. Jika RN berhasil menembus angka 30 persen, ia akan berpotensi untuk melaju sendiri. Tetapi jika angkanya antara 15-20 persen akan lebih aman untuk mendampingi Sutarmidji. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun