Mahasiswa dan Budaya Membangun Negeri
Oleh: Abdul Mukhlis
Mahasiswa adalah kaum intelektual yang membawa semangat perubahan (agent of change) dan kontrol sosial (social control). Lebih jauh dari itu, mahasiswa juga disiapkan sebagai generasi yang akan meneruskan tampuk kepemimpinan di masa mendatang. Menyorot peran mahasiswa sekarang ini, kita dihadapkan pada sikap skeptis yang sering muncul dalam benak kita. Misalnya, tindakan nyata apa yang selama ini dilakukan mahasiswa pasca runtuhnya kekuasaan tirani Orde Baru?
Berbicara tentang peran mahasiswa, pastinya tak akan lepas dari yang namanya sejarah pergerakkan mahasiswa. Berbagai literatur telah menunjukkan kesepakatan bahwa mahasiswa pernah punya andil yang sangat besar bagi perubahan sekaligus pembangunan bangsa dan negara kita tercinta, Indonesia. Sebagai contoh, berkat kegigihan pergerakkan mahasiswa-lah usaha reformasi kini bisa kita nikmati. Lantas, bagaimana peran mahasiswa di jaman yang serba labil seperti saat ini?
Contoh di atas adalah tindakan nyata mahasiswa (pra reformasi) dalam peran sertanya membuat perubahan dan pembangunan di negara kita. Dulu, perjuangan mahasiswa mengerucut pada satu tujuan, yaitu kebebasan untuk menyuarakan pendapat (demokrasi). Sementara, setelah cita-cita itu terealisasi, kini orientasi perjuangan mahasiswa memfokuskan pada pembangunan negeri agar menjadi lebih baik lagi.
Sebagai kaum intelektual dan akademisi yang hidup pada masa ini, mahasiswa punya tanggung jawab besar terhadap kelanjutan negara ini. Artinya, mahasiswa harus mencontoh tindakan seperti yang telah dilakukan oleh mahasiswa prareformasi. Sebenarnya, ada cara efektif yang bisa dilakukan mahasiswa sebagai agen perubahan dan pengontrol sosial untuk berperan serta dalam membangun negeri. Salah satunya adalah melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi (TDPT) yang meliputi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (UU Sisdiknas, No. 20, Tahun 2003, Pasal 20 ayat 2).
Mahasiswa, oleh masyarakat diidentikkan sebagai pelaku atau orang yang ikut membidani lahirnya budaya perubahan dan pembangunan di negeri ini. Harapannya, mahasiswa tak hanya berpangku tangan atau diam saja dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Hal ini disebabkan, komponen pelaksana Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah dosen, mahasiswa, dan segenap civitas akademika dalam sebuah perguruan tinggi.
Melalui usaha pendidikan yang dilakukan, diharapkan mahasiswa mampu menularkan ilmunya (transfer ilmu) kepada masyarakat. Kemudian, melalui usaha penelitian, mahasiswa diharapkan mampu menciptakan ide, inspirasi dan inovasi yang akan berguna bagi masyarakat. Terakhir, melalui usaha pengabdian, diharapkan muncul jiwa pengabdian mahasiswa pada masyarakat, serta mampu mengaplikasikan hasil penelitiannya kepada masyarakat.
Sehingga dengan cara seperti itu, harapannya akan berdampak pada kebermanfaatan ilmu yang dimiliki mahasiswa dan keberhasilan pembangunan negeri tercinta ini. Semoga!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H