Mohon tunggu...
ABDUL MUIZ
ABDUL MUIZ Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika MAN Bangkalan

Menulis adalah bentuk syukur atas Nikmat Pikiran. Dengan berbagi tulisan, maka pikiran kita bisa dinikmati orang lain serta menjadi koreksi bagi diri kita

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tekanan Hidup dan Pengaruhnya terhadap Kesejahteraan Lelaki : Renungan Hidup dari Ihya' Ulumuddin

8 Januari 2025   08:46 Diperbarui: 8 Januari 2025   08:45 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Kitab Ihya' Ulumuddin

Dalam kehidupan modern, tekanan yang dihadapi kaum lelaki semakin berat. Tanggung jawab sebagai suami, ayah, anak, sekaligus pencari nafkah seringkali menjadi beban yang sulit diimbangi dengan kemampuan manusiawi. Fenomena ini telah diprediksi oleh Imam Al-Ghazali dalam kitab monumental Ihya' Ulumuddin yang menyebutkan bahwa akan datang suatu masa di mana kerusakan hidup seorang lelaki tidak lepas dari tangan orang-orang terdekatnya, yaitu istrinya, orang tuanya, dan anak-anaknya.

Imam Al-Ghazali mengungkapkan, "Akan datang suatu masa di mana kerusakan (karena penuh tekanan) menimpa seorang laki-laki yang berada di tangan istrinya, orang tuanya, dan anak-anaknya. Mereka mencelanya dengan kemiskinan dan memaksanya bekerja di luar kemampuannya. Akhirnya, karena tertekan, ia masuk ke dalam banyak pekerjaan yang bahkan bisa merusak agamanya."

Tekanan Sosial dan Ekonomi: Jalan Menuju Kerusakan?

Teks ini mengisyaratkan bahwa salah satu sumber kerusakan lelaki berasal dari tekanan sosial dan ekonomi yang memaksanya melakukan pekerjaan apa saja demi memenuhi kebutuhan keluarganya. Kondisi ini sering kali memaksa seseorang untuk melampaui batas kemampuan fisik, mental, bahkan spiritualnya. Akibatnya, banyak lelaki yang kehilangan keseimbangan hidup, baik dalam aspek mental, agama, maupun kesehatan fisik.

Fenomena ini relevan dengan kondisi saat ini, di mana tekanan ekonomi yang semakin meningkat, kebutuhan hidup yang tak kunjung berkurang, dan harapan sosial yang tinggi sering kali membuat lelaki bekerja tanpa mengenal waktu dan batas. Situasi ini tidak hanya memengaruhi kesejahteraan dirinya, tetapi juga hubungan keluarga, spiritualitas, dan akhirnya kesehatan jasmani.

Dampak Tekanan pada Lelaki

Imam Al-Ghazali memperingatkan bahwa tekanan yang berlebihan dapat membawa lelaki pada kehancuran mental, moral, dan fisik. Dalam konteks modern, ini dapat diterjemahkan sebagai stres, depresi, kehilangan spiritualitas, hingga gangguan kesehatan yang serius. Banyak lelaki akhirnya terjebak dalam lingkaran pekerjaan yang tidak sesuai dengan kapasitasnya, hanya demi memenuhi ekspektasi orang-orang di sekitarnya.

Tekanan ini tidak hanya berasal dari faktor eksternal seperti tuntutan ekonomi, tetapi juga dari lingkungan keluarga. Ketika keluarga tidak memberikan dukungan moral dan justru menambah beban dengan kritik atau ekspektasi yang berlebihan, lelaki bisa kehilangan arah dan jatuh dalam keputusasaan.

Solusi dan Renungan

Pesan dalam teks Ihya' Ulumuddin ini seharusnya menjadi peringatan bagi semua pihak, terutama keluarga, untuk lebih peduli terhadap keseimbangan peran lelaki dalam kehidupan rumah tangga. Kesejahteraan seorang lelaki tidak hanya bergantung pada dirinya sendiri, tetapi juga pada dukungan dan pengertian dari keluarganya.

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
    Lihat Filsafat Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun