Mohon tunggu...
ABDUL MUIZ
ABDUL MUIZ Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika MAN Bangkalan

Menulis adalah bentuk syukur atas Nikmat Pikiran. Dengan berbagi tulisan, maka pikiran kita bisa dinikmati orang lain serta menjadi koreksi bagi diri kita

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Jangan Golput! Ayo Nyoblos

27 November 2024   05:26 Diperbarui: 27 November 2024   08:42 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pemilu adalah salah satu momen penting dalam kehidupan demokrasi, di mana setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk berpartisipasi dalam menentukan arah masa depan bangsa. Namun, masih banyak orang yang memilih golput atau tidak menggunakan hak pilihnya. Fenomena ini tidak hanya mencerminkan apatisme terhadap sistem politik, tetapi juga menunjukkan kurangnya kesadaran akan pentingnya peran suara individu dalam membangun negara.

Mengapa Memilih Itu Penting?

Memilih dalam pemilu bukan sekadar hak, tetapi juga tanggung jawab moral dan sosial. Setiap suara memiliki dampak besar terhadap hasil pemilu dan arah kebijakan yang akan diambil oleh pemimpin yang terpilih. Golput, atau tidak menggunakan hak suara, berarti menyerahkan keputusan kepada orang lain tanpa ikut andil dalam prosesnya.

Dalam konteks demokrasi, pemilu adalah wujud nyata dari kedaulatan rakyat. Ketika seseorang memilih, ia sebenarnya sedang menjalankan haknya sebagai bagian dari rakyat yang berdaulat. Sebaliknya, golput sama saja dengan melepaskan kesempatan untuk berkontribusi dalam menentukan masa depan bangsa.

Golput: Dampak dan Risiko

Golput bukan hanya tindakan pasif, tetapi juga dapat berdampak negatif bagi proses demokrasi. Ketika partisipasi pemilih rendah, legitimasi pemimpin yang terpilih bisa dipertanyakan. Selain itu, golput juga membuka peluang bagi kelompok tertentu untuk mengambil keuntungan dari rendahnya partisipasi publik.

Sikap golput sering kali didasari oleh ketidakpercayaan terhadap kandidat atau sistem politik yang ada. Namun, tindakan ini justru tidak menyelesaikan masalah. Sebaliknya, dengan memilih, kita dapat memberikan suara kepada kandidat atau partai yang dianggap paling mampu membawa perubahan positif.

Memilih adalah Tanggung Jawab Moral

Dalam pandangan agama, memilih pemimpin yang baik adalah bagian dari tanggung jawab moral. Rasulullah SAW bersabda:
"Apabila amanah disia-siakan, maka tunggulah kehancuran. Lalu beliau ditanya, ‘Apa maksud menyia-nyiakan amanah?’ Beliau menjawab, ‘Jika urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya.’" (HR. Bukhari).

Hadis ini menunjukkan pentingnya memilih pemimpin yang amanah dan kompeten. Dengan tidak menggunakan hak pilih, seseorang sebenarnya sedang membiarkan kemungkinan terpilihnya pemimpin yang kurang berkualitas.

Strategi Mengatasi Apatisme Pemilih

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
    Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun