Mohon tunggu...
Abdul Muin
Abdul Muin Mohon Tunggu... -

Hanya orang biasa. blog duniaketawa.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Menpora yang Sedang Mengigau

7 Juni 2015   02:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:18 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Ketika tersiar berita beberapa pejabat FIFA ditangkap FBI karena terlibat korupsi, Menpora Imam Nahrawi langsung melontarkan wacana untuk membuat FIFA tandingan. Hmmm... Akupun cuma senyum-senyum sendiri. Jangan-jangan Menpora sedang tidur panjang dan mengigau mau buat FIFA tandingan. Alasannya, karena FIFA sudah menjadi sarang korupsi maka perlu membuat FIFA tandingan. Mempora kita ini beranggapan FIFA itu tak ubahnya seperti Golkar atau PPP, jadi bisa dibuat tandingannya.

Dan hebatnya lagi, tindakan menpora untuk membuat FIFA tandingan, diilhami dari tindakan Bung Karno yang berani keluar dari PBB tempo dulu dan membuat Ganefo, pesta olahraga semacam Asian Games sekarang. Dia pun akan melobi beberapa negara untuk mewujudkan mimpinya tersebut. Hehehe... Hebat! Kalaupun ini bisa diwujudkan, seperti halnya dengan Ganefo, maka Indonesia harus menjadi tuan rumah FIFA tandingan itu. Jakarta sebagai kantor pusatnya dan menpora menanggung semua biaya operasionalnya. Sanggup? Menanggung biaya pengungsi Rohingnya aja termehek-mehek. Membebani keuangan negara kata Menkumham Yasona. Apalagi mau menanggung biaya FIFA tandingan. Ada-ada aja Menpora kita ini.

Mungkin kalau yang bicara seperti ini adalah Pele atau Maradona, dunia sepakbola masih menaruh perhatian. Lha, ini yang bicara Imam Nahrowi, yang tidak dikenal dalam peta persepakbolaan dunia. Memang dia siapa? Pemain sepak bola dari negara mana? Pernah membawa negaranya menjadi juara apa? Setelah semua orang tahu, Ooohh... dia cuma menpora dari sebuah negara dengan ranking 159 FIFA. Akhirnya, negara-negara yang dilobi menpora pun cuma memandang sebelah mata. Mungkin sedikit mengernyitkan dahi seperti Akbar Faisal. Jadi, saya menganggap Menpora kita ini sedang tertidur lelap dan mengigau untuk membuat FIFA tandingan.

Nah, ketika Imam Nahrowi terbangun dari tidurnya, Jebret! didapatinya surat  dari FIFA. Dibacanya surat tersebut dengan saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Ternyata isinya adalah Indonesia (PSSI) baik timnas maupun klubnya dilarang mengikuti kompetisi sepakbola yang diselenggarakan oleh AFF, AFC maupun FIFA. Artinya Indonesia benar-benar kena sanksi FIFA. Menpora pun bingung sendiri. Dibacanya lagi surat tersebut dengan seksama tidak pakai sesingkat-singkatnya.

Akhirnya, Jebret! Ditemukanlah kejanggalan dalam surat tersebut. Ya. Janggal. Khususnya untuk timnas Sea games. Apa kejanggalannya? Pertama, dia tidak memakai grammer pada umumnya. Alias beda. Masa pakai past continous tense. Padahal kegiatannya baru berlangsung tanggal 2 Juni, sedangkan suratnya dikeluarkan tanggal 30 Mei 2015.   Mungkin ini sama dengan Ibu Dewi yang menemukan beras plastik di Bekasi. Sebab berasnya berbeda dengan beras pada umumnya ketika dia membuat bubur. Jadi itu beras palsu. Sama seperti surat dari FIFA itu. PALSU! Kata Imam Nahrowi.

Sedangkan kejanggalan kedua adalah surat tersebut tidak langsung ke meja menpora tapi lewat PSSI. Nah lo. Sejak kapan kemenpora jadi anggota FIFA. Lagian kan yang disanksi FIFA itu PSSI, bukan menpora. Jadi, kenapa ke menpora. Aneh! Yang lebih aneh lagi media pendukung Jokowi dalam hal ini Kompas.com menulis bahwa pembekuan PSSI yang berujung pada sanksi FIFA ini termasuk kemenangan yang diraih Jokowi. Apalah artinya kemenangan kalau banyak menyengsarakan masyarakat. Khususnya pelaku sepakbola. Bukankah pepatah jawa mengatakan Menang tanpa ngasorake? Menang tanpa mengalahkan. Menang tanpa mempermalukan. Menang tanpa menyengsarakan.

Ya. Mudah-mudahan dengan sanksi FIFA ini tidak menambah panjang daftar pemain sepak bola yang digugat cerai istrinya. Seperti yang dialami oleh Markus Horison. Dan akhirnya, seberat-berat mata memandang lebih berat bahu memikul. Silahkan artikan sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun