Mohon tunggu...
Abdul Muchith
Abdul Muchith Mohon Tunggu... Administrasi - Normal Human

Try to be the nice person

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Evolusi dalam Perspektif 2 Agama

7 April 2014   01:29 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:59 1880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, selangkah awal pemikiran seorang mahasiswa yang fakir akan tersaji dalam artikel sederhana mengenai perspektif 2 agama besar di dunia ini, selamat menikmati dan semoga bermanfaat sebelumnya Penulis juga mengingatkan bahwa seharusnya pertentangan teori itu menunujukkan dialek baik jika pencarian kebenaran teori tersebut dilakukan dengan tulus tanpa memasukkan ide-ide pribadi yang kemudian dianggap sebagai kebenaran. Karena antara iman dan akal itu sama-sama berasal dari Allah, maka kita percaya bahwa seharusnya tidak ada pertentangan antara iman dan akal (reason) dan science yang menjadi hasil dari akal tersebut untuk mencapai suatu kebenaran.

A.Perspektif Kristen (Terbuka)

Agama kristen lebih menjuruskan masalah teori evolusi ini dalam lingkup penciptaan manusia. Alkitab memberikan pemahaman tentang penciptaan manusia dan berikut adalah cuplikannya:

“Allah adalah pencipta atas segala sesuatu, penciptaan manusia secara istimewa, penciptaan pria dan wanita pertama, kesatuan ras manusia (seluruh manusia memiliki nenek moyang yang sama), pada awal penciptaan manusia pertama hidup dalam kebahagiaan sempurna, Allah memberi perintah kepada manusia sebagai ujian kepatuhannya, manusia pertama mengalami cobaan dari setan, dalam rupa ular yang menggodanya untuk tidak patuh, kejatuhan manusia pertama membawa degradasi kehidupan manusia, dari kebahagiaan yang dinikmatinya sebelum ia jatuh, Allah menjanjikan Penebus bagi manusia”

Cuplikan ayat alkitab diatas tidak menjelaskan teknis dari penciptaan manusia secara spesifik sehingga  dalam banyak topik umat kristiani bebas untuk menerima kemungkinan-kemungkinan yang ditawarkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan.

Secara umum, agama kristen yang diwakili oleh pihak gereja tidak menolak ataupun mendukung teori evolusi, gereja terbuka untuk semua teori modern dan membebaskan para pemeluk agamanya bebas menyetujui teori tersebut atau tidak. Sikap tersebut bukan tanpa alasan, melainkan karena teori evolusi tidak berpengaruh terhadap gereja dan hanya sebuah teori yang walaupun kemungkinan besar teori itu benar namun tugas ilmuwanlah yang memeriksa keabsahan teori tersebut.

Para petinggi agama kristen rupanya sejak lama telah mengamati dan memberi komentarnya terhadap teori evolusi yang dibawa oleh Darwin ini, diantaranya adalah Paus Pius XII dalam pidatonya yang mengatakan bahwa “Karena alasan tersebut Kuasa Mengajar Gereja tidak melarang bahwa sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan manusia dan teologi suci, penelitian dan diskusi, di antara orang-orang yang berpengalaman dalam bidang-bidang tersebut, yang berkaitan dengan ajaran evolusi, sepanjang hal itu dikenakan kepada asal mula tubuh manusia yang berasal dari materi yang hidup dan telah eksist sebelumnya- karena iman Katolik mewajibkan kita untuk berpegang bahwa jiwa diciptakan langsung oleh Allah. Bagaimanapun, hal ini harus dilakukan dengan cara sedemikian yaitu bahwa penalaran untuk kedua pendapat, baik yang setuju dengan evolusi maupun yang tidak, dipertimbangkan dan dinilai dengan serius, bebas, dan teliti, dan memastikan bahwa semua siap untuk tunduk kepada keputusan Gereja, yang kepadanya Kristus telah memberikan misi untuk menafsirkan Kitab Suci secara otentik dan untuk mempertahankan dogma-dogma iman. “

Pidato ini dirasa cukup karena pasca pidato orang terhormat dan pemimpin umat kristiani di masanya itu lantas banyak diamini dan diteruskan pada generasi selanjutnya dan sampai kini.untuk mewakili pihak gereja bahwa teori evolusi memang terbuka bagi seluruh penganut agama kristen. Para ilmuwan gereja juga telah membagi sub teori evolusi ini pada 2 bagian yaitu:

1.Makro Evolusi: Percaya bahwa makhluk hidup bisa berubah menjadi species lain, dan hal ini tidak bisa dibuktikan.

2.Mikro Evolusi: Membuktikan bahwa mahluk hidup bisa memodifikasi tubuhnya untuk menjadi lebih sesuai dengan lingkunannya, namun tetap dalam jenis/species masing-masing.

B.Perspektif Islam (Tertutup)

Islam cenderung bersikap menolak atau tertutup terhadap teori yang ditelurkan oleh ahli sains dari Inggris bernama  Charles Robert Darwin ini, teori ini dianggap sangat tidak beretika dan sangat menghina keberadaan manusia sebagai al-ahsan at-taqwim yaitu mahluk ciptaan yang paling sempurna diantara konsep mahluk menurut islam, manusia dalam konsep islam sangat sempurna karena memiliki sebuah organ yang membedakannya dengan mahluk lain seperti monyet yang disebut oleh Darwin adalah nenek moyang manusia, bagaimana islam menerima teori ini jika telah jelas bahwa monyet tidaklah memiliki otak seperti manusia walau acapkali monyet sering mengungguli manusia dalam keahlian mengingat sesuatu, namun perlu diketahui daya ingat tersebut didapat bukan melalui otak, tetapi hanya sebuah insting hewani saja.

Dalam ajaran islam juga dijelaskan konsep sosok pemimpin suatu kumpulan kaum yang disebut Nabi, Nabi Adam adalah Nabi atau utusan Allah pertama di Dunia sekaligus manusia pertama yang diciptakan-Nya hal ini terlukis jelas dalam kitab suci abadi umat islam yang terjaga keotentikannya dari campur tangan manusia yaitu dalam Al-Qur’an Surah Al - Hijr ayat 28 hingga ayat 33 , dijelaskan sebanyak dua kali kejadian asal manusia pertama ini. Disini jelas bahwa yang pertama kali diciptakan bukan hewan atau tumbuhan yang dalam teori Darwin adalah permulaan atau asal-muasal dari manusia, manusia pertama yaitu sesosok Nabi dan disusul seorang wanita yakni Hawa yang merupakan istrinya dan kemudian mempunyai keturunan hingga banyak seperti saat ini.

Hipotesa atau teori makro Darwin yang selanjutnya dapat di klarifikasi oleh cendekiawan muslim maupun ilmuwan lain yang menolak teori fenomenal ini:

1.Semua mahluk hidup berasal dari mahluk sederhana yang terdiri dari satu sel atau lebih, yang terbentuk secara kebetulan.

2.Species baru terbentuk dari species lain melalui seleksi alam, dengan melibatkan kemungkinan variasi, di mana variasi tersebut dapat bertahan dan berkembang biak. Dalam abad ke-20, hal ini diperjelas dengan memberi penekanan pada kemungkinan mutasi sebagai cara pembentukan variasi.

W. R. Thompson mengungkapkan bahwa arah evolusi yang digerakkan oleh seleksi alam untuk meningkatkan kemampuan adaptasi dan perlengkapan masing-masing spesies untuk bertahan hidup dan meneruskan karekteristiknya kepada keturunannya sehingga akan terus bertambah dan berubah dalam jumlah yang kecil mauoun besar tidak dapat di buktikan Darwin dengan merujuk kepada fakta-fakta mekanisme dan kerja seleksi alam secara ilmiah, kemudian juga studi Darwinian yang mengatakan teori transformasi dengan mengalami perubahan struktur yang kecil secara terus-menerus tidak dapat dibuktikan secara ilmiah dan konkrit bagaimana mekanisme yang dihasilkan oleh teori tersebut.

Sayyed Hussein Nasr salah satu cendekiawan muslim yang juga pelopor gerakan islamisasi sains mengatakan bahwa:

1.Suatu spesies tidak dapat berkembang menjadi spesies lain karena setiap spesies adalah suatu realitas kualitatif yang berbeda antar spesiesnya.

2.Teori Haeckle (Pemuka Biogenetic pro Darwin) dalam karyanya yang bertemakan ”memanjat pohon silsilsahnya sendiri” adalah kontradiksi-kontradiksi hukum alam dan lebih didasarkan pada fantasi dari pada bukti ilmiah.

Ajaran beradab islam menegaskan bahwa semua yang ada di dunia ini terjadi dan ada karena terdapat yang memulai dan kelak akan diakhiri oleh kejadian besar bernama kiamat, Dia-lah Allah yang maha kekal sebagai pencipta dunia. Allah menciptakan segala sesuatu yang ada diatas muka bumi ini secara berbeda-beda dengan sistem yang ukuran-ukuran, bentuk-bentuk dan sangat kompleks, sistem DNA adalah bukti bahwa semua mahluk memiliki versinya sendiri dan tidak mungkin suatu sistem serumit itu bisa melakukan mutasi atau transformasi sedemikian rupa tanpa adanya kesamaan anatar satu dan yang lain. Islam melalui kitab sucinya juga dengan gamblang bahwa sebaik-baiknya ciptaan adalah manusia dengan otaknya serta manusia adalah sesosok pemimpin yang Allah perintah di bumi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun