PSI adalah partai baru yang memiliki idealisme yang sangat tinggi. Mempertontonkan sebuah kebaikan yang paling hakiki. Kebaikan apa? Kebaikan dalam melawan kezaliman. PSI mewakili kemarahan rakyat terhadap DPR yang tak berkinerja itu!
Kebaikan dalam melawan ketidakprofesionalan di dalam kepemimpinan bangsa ini. DPR adalah salah satu tempat yang paling diincar oleh PSI. PSI sebagai partai baru, ingin perubahan.
PSI menyatakan suara kerakyatan yang menolak habis tentang penyalahgunaan wewenang wakil rakyat. Cara PSI memang terkesan nyentrik dan begitu keras.
Tapi bagaimana mau berubah jika tidak keras dan tegas melawan praktik yang tidak profesional. PSI melawan betul cara-cara zalim yang dikerjakan oleh perwakilan rakyat.
Mereka ongkang-ongkang kaki. Main sana sini. Tidak jelas bahkan dalam membuat UU sekalipun. Dari 100 persen UU yang direncanakan diselesaikan periode mereka, hanya 10 persen yang rampung.
Sisanya entah dikubur sampai ke mana. Indonesia tidak bisa maju dengan keberadaan perwakilan rakyat yang sudah nyaman dalam menikmati AC yang dibayar oleh rakyat melalui pajak mereka.
Indonesia butuh perubahan, bukan dari kepemimpinan eksekutif. Melainkan kepemimpinan di lembaga legislatif. PSI hadir dalam memberikan gebrakan dan dorongan, terlebih lagi harapan bagi bangsa ini.
PSI memberikan bangsa ini harapan yang sudah lama pudar seperti sumbu yang nyaris habis lilinnya. PSI memberikan pengharapan baru dengan kehadiran mereka, para caleg yang memiliki ideologi yang tinggi.
Bahkan banyak orang yang tertarik dengan PSI. Beberapa di antaranya adalah Ade Armando yang mewakili kaum cendekiawan kampus dan juga Denny Siregar yang mewakili penulis lepas.
Mereka ini mendukung PSI, bukan karena PSI menjanjikan mereka uang. Mereka mendukung PSI karena PSI menjanjikan mimpi. PSI menawarkan mimpi akan perubahan di Senayan.
Partai yang diketuai oleh Grace Natalie ini memberikan harapan. Mereka tidak memberikan harapan kosong. Mereka profesional dalam menyaring para caleg yang ada.