Mohon tunggu...
Abdul Manan
Abdul Manan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Mengukur Kualitas Calon Gubernur DKI

3 April 2017   15:49 Diperbarui: 3 April 2017   15:58 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta putaran kedua hanyan tinggal menghitung hari, berbagai harapan masyarakat atas lahirnya Gubernur yang diharapkan dapat membangun Jakarta menuju Ibukota yang dapat bersanding dengan kota-kota yang ada dibelahan dunia lainnya, tentunya adalah sesuatu yang wajar.

Tensi politik memang terasa sangat panas, tidak hanya pada putaran kedua, sejak putaran pertama kondisi itu sudah sangat terasa. Sebagai Ibukota negara, jakarta dihuni oleh beragam suku, etnis, ras, maupun agama. Lahirnya pemimpin yang dapat memayungi semua kelompok  sangatlah dibutuhkan.

Namun menarik untuk mengukur kemampuan para Calon Gubernur tesebut dalam sebuah panggung tempat mereka beradu program. Dalam sebuah acara disalah satu stasiun televisi swasta telah mendudukan dua Calon Gubernur yang lolos masuk putaran  kedua tersebut dalam Debat Final Pilkada DKI Jakarta yang dipandu oleh Najwa Shihab.

Dari perdabatan yang berlangsung dalam program Mata Najwa itu, pemirsa dapat melihat dengan nyata kemampuan dua orang Calon Gubernur DKI dari berbagai konsep pembangunan yang ia tawarkan. Realistiskah, masuk akal atau tidak, dan sebagainya dapat terlihat dari perdebatan itu.

Sebagai bagian dari yang menyimak acara tersebut, saya mencermati dengan baik logat bicara, program yang ditawarkan, dan kesiapan para calon tersebut dalam mempresentasikan program dihadapan publik yang menyaksikan baik secara langsung di studio maupun lewat layar kaca.

Kedua orang Calon Gubernur itu adalah orang pintar, namun sangat terlihat sekali antara yang memiliki kepintaran dalam gagasan (teori), dan yang menguasai lapangan. Nampak pula  dengan nyata kualitas calon yang sudah teruji dan belum teruji.

Tentunya tidak terlalu menarik memperdebatkan hal yang bersipat pribadi dari kedua orang calon, karena setiap manusia dapat dipastikan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dan itu sudah menjadi kodrat lahiriah manusia secara umum.

Terdapat ungkapan pepatah yang menyebutkan, “Tidak ada gading yang tidak retak kecuali gading bertuah. Tidak ada manusia yang tidak salah kecuali Rasulullah”.Ungkapan ini mengambarkan betapa manusia itu tempatnya gudang kesalahan, dan menunjukkan jauh dari kesempurnaan.

Akan tetapi, menilai seseorang tepat atau tidak dalam menjadi pemimpin rasanya dapat diukur dari pribadi orang tersebut dengan melihat kemampuannya menyampaikan program yang ditawarkan jika terpilih menjadi pemimpin kelak. Tentunya lagi-lagi tidak cukup hanya dengan pendekatan teori semata.

Terlebih memimpin Jakarta dengan berbagai persoalaan yang dihadapi, memang tidak cukup seolah mengedepankan kata-kata indah. Butuh kepiawaian khusus yang dapat mengubah keadaan. Namun, apapun yang dilakukan tentunya tetap berjalan dalam koridor undang-undang. Disisi lain dibutuhkan pula kecerdasan pemimpin untuk melakukan terobosan baru yang dapat membuat urusan lambat menjadi cepat, yang cepat menjadi melayani. Basuki Tjahaja Purnama masih dinilai pilihan yang cukup tepat untuk kembali mimpin Jakarta jika menyimak Debat Final Pilkada DKI Jakarta.

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun